Ahad 17 Aug 2014 11:23 WIB

Kerusuhan Rasial, Missouri Berlakukan Jam Malam

Kansas City, MIssouri, Amerika Serikat
Foto: AP
Kansas City, MIssouri, Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, FERGUSON --  Gubernur Missouri, Jay Nixon, memberlakukan kondisi darurat dan jam malam di kota Ferguson pada Sabtu (16/8). Kebijakan itu diberlakukan guna memulihkan keamanan yang terganggu oleh demonstrasi rasial yang diwarnai penjarahan.

Demonstrasi itu dipicu oleh penembakan terhadap seorang pemuda kulit hitam Michael Brown--yang saat itu tidak bersenjata--oleh seorang petugas kepolisian berkulit putih bernama Darren Wilson.

"Mata dunia kini serang mengawasi kita. Ini adalah ujian apakah kita dapat memutus ranta ketakutan, saling tidak percaya, dan kekerasan serta mengganti semua itu dengan perdamaian, kekuatan dan juga keadilan," kata Nixon kepada orang-orang yang berkumpul di gereja dekat Ferguson.

Sejumlah orang bereaksi marah terhadap pernyataan Nixon. Sebagian di antaranya menuntut agar polisi yang membunuh Brown dituntut dengan dakwaan pembunuhan. Nixon sendiri dengan tegas mengatakan bahwa keamanan masyarakat harus dilindungi.

"Kami tidak akan membiarkan penjarahan dan tindakan kriminal pada malam hari. Kami juga tidak akan membiarkan masyarakat hidup dalam ketakutan," kata dia.

Pada Sabtu lalu, sejumlah orang turun ke jalanan sambil membawa tulisan "kehidupan kulit hitam juga berharga" dan "Jangan tembak kami." Sementara itu keluarga Brown sejak beberapa hari lalu terus meminta agar polisi yang menembak Brown untuk bertanggung jawab.

Polisi selama beberapa hari terus menolak untuk mengungkap identitas anggotanya yang terlibat dengan alasan keamanan. Namun pada Jumat, Kepala Kepolisian Ferguson, Tom Jackson, akhirnya menyerah terhadap tuntutan publik dan mengidentifikasi Wilson sebagai orang yang bertanggung jawab.

Namun Jackson justru semakin menambah ketegangan saat dia mengatakan bahwa Brown diduga tengah melakukan perampokan di sebuah toko saat dia ditembak. Jaksa penuntut Ben Crump, yang mewakili keluarga Brown, menanggapinya dengan mengatakan bahwa para anggota keluarga sangat marah karena polisi berusaha untuk "membunuh karakter korban."

Mengenai kejadian penembakan, keterangan pihak kepolisian berbeda dengan pengakuan sejumlah saksi--termasuk di antaranya adalah teman Brown, Dorian Johnson, yang saat itu sedang berjalan kaki dengan korban. Menurut kepolisian, Brown sempat berkelahi dengan Wilson setelah sang polisi memintanya untuk berjalan kaki sesuai aturan. Dalam berkelahian itulah penembakan terjadi.

Sementara itu menurut Johnson dan seorang saksi lainnya, Wilson menarik Brown dari dalam mobil polisi dan sang korban berusaha melarikan diri saat hendak ditembak. Brown saat itu mengangkat tangan untuk menyatakan diri menyerang namun sang polisi justru keluar dari mobil patrolinya dan menembak korban beberapa kali.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement