REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kabut asap di wilayah Sumatra akibat kebakaran hutan dan lahan semakin pekat.
Bahkan, dampaknya, setiap berbicara di ruang terbuka tenggorokan akan langsung sakit. Tidak hanya itu, sebagian masyarakat Sumatera mengaku merasa seperti anak tiri.
Warga Pekanbaru, Pamela Yunita Sari mengaku kabut asap di wilayahnya semakin pekat. Bahkan, jika dirinya berbicara di ruang terbuka akan langsung merasakan sakit tenggorokan. Dirinya mengaku sedih dengan kondisi yang terjadi.
"Asap pekat banget. Sedih rasanya. Kalo di udara terbuka, kalo lagi ngomong itu tenggorokan langsung jadi sakit," ujarnya kepada Republika, Ahad (25/10).
Ia menuturkan, heran dengan intruksi pemerintah untuk mengevakuasi para korban kabut asap. Sebab, seharusnya yang dilakukan adalah memikirkan cara menghilangkan kabut asap.
"Aneh malah mikir melakukan evakuasi. Bukan mikirin gimana caranya menghilangkan asap. Tapi kami tidak butuh itu evakuasi. Berasa anak tiri," ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat yang bukan tinggal di daerah asap tidak akan memahami hidup masyarakat yang menghirup asap.