REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fenomena alam gerhana matahari menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu sejak terakhir kali terjadi pada 1983. Masyarakat Indonesia menyambut dengan penuh suka cita dan antusiasme.
Di berbagai daerah shalat sunah gerhana dilakukan. Termasuk di Kota Bandung yang salah satunya dilaksanakan di Masjid Raya Bandung yang terletak bersebelahan dengan Alun-Alun Kota Bandung.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga menunaikan Shalat Sunah gerhana bersama ribuan warga Kota Bandung lainnya di Masjid Raya, Rabu (9/3).
Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan fenomena langka gerhana matahari merupakan momen istimewa. Hal istimewa ini merupakan kejadian yang patut disyukuri oleh semua masyarakat.
"Dengan kejadian alam agar kita bisa mensyukuri dan mudah-mudahan ini menjadi tradisi dimana kalau ada yang istimewa ya disyukuri," kata Emil usai menjalani shalat.
Meskipun tidak menjadi daerah dengan gerhana matahari total, ia mengatakan warga Bandung tetap harus bersyukur. Salah satunya dengan menjalankan sesuai syariat agama masing-masing.
"Kemudian juga mungkin di Bandung tidak seperti daerah lain yang full yaa tapi apapun itu kita jalani sesuai dengan syariat," ujarnya.
Ia juga bersyukur karena Masjid Raya juga terisi penuh untuk shalat berjamaah. Ia berharap semoga peristiwa-peristiwa baik bisa disyukuri dengan cara yang baik pula.
Sejak sekitar pukul 06.30 proses gerhana matahari sudah dimulai dengan cuaca cerah dan sinar yang terik. Menandai itu shalat sunah gerhana matahari berjamaah pun dimulai.
Beragam cara dilakukan warga untuk dapat melihat proses bulan menutupi matahari. Ada yang menggunakan ponsel, kamera digital, kacamata hitam atau membuat kacamata melihat gerhana sendiri dengan menggunakan klise film.
Pukul 07.45 WIB langit yang berawan sempat membuat matahari dapat dilihat dengan mata telanjang karena tidak terlalu terik sinarnya. Hingga pukul 08.15 WIB bulan yang menutup sebagian matahari perlahan-lahan mulai menghilang.