Jumat 21 Feb 2014 13:14 WIB

IPW: Usut Aksi Penyadapan Jokowi

Jokowi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi penyadapan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) adalah kejahatan tingkat tinggi yang harus diusut hingga tuntas. Hal ini dinyatakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane.

"Polri perlu segera turun tangan mengusut dan menangkap pelaku penyadapan itu agar diketahui siapa otaknya dan apa motivasinya," kata Neta dalam siaran pers yang diterima ROL, Jumat (21/2).

Neta menambahkan pihaknya mengkhawatirkan aksi penyadapan itu dilakukan untuk memantau gerakan dan manuver politik Jokowi sebagai calon presiden 2014. Meskipun Jokowi tidak melaporkan kasus ini, Polri sepatutnya turun tangan menyelidiki dan menyidik kasus penyadapan ini.

Sebab, aksi penyadapan itu dilakukan di rumah dinas Gubernur Jakarta. Artinya, aksi penyadapan ini sudah masuk dalam ranah kejahatan terhadap simbol-simbol negara dan simbol pemerintahan daerah, khususnya di ibukota Jakarta.

Aksi penyadapan ini tentunya tidak dilakukan sembarangan orang, mengingat sistem pengamanan di rumah dinas tersebut sangat ketat dan rapat. Untuk itu Polri perlu menelusuri, apakah rezim pejabat lama di Pemprov Jakarta terlibat atau tidak dalam aksi penyadapan ini, mengingat pejabat lama pernah menempati rumah dinas tersebut.

Pertanyaannya kemudian apakah penyadapan itu dilakukan untuk memantau rencana-rencana Jokowi sebagai Gubernur atau justru aksi penyadapan itu dilakukan untuk memantau pergerakan dan manuver politik Jokowi sebagai capres 2014. IPW justru lebih melihat aksi penyadapan itu dalam rangka memantau gerakan Jokowi sebagai capres 2014.

Ada dua alasan yg menguatkan. Pertama, isu Jokowi sebagai capres sebenarnya sdh bergulir saat pencalonannya sbg Gubernur Jakarta. Kedua, alat penyadap tersebar di seluruh penjuru rumah, bahkan hingga ke kamar timur.

Jika penyadapan ini bertujuan untuk memantau pergerakan Jokowi sebagai capres tentu arahnya sudah jelas, yakni hendak mematahkan langkah-langkah Jokowi di Pilpres 2014. Aksi penyadapan ini menunjukkan bahwa genderang perang sudah ditabuh.

"Hal ini bisa dimaklumi karena Pilpres 2014 sudsh di depan mata. Untuk itu Polri perlu bekerja ekstra keras menghadapi situasi tahun politik 2014.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement