REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TENGAH-- Setelah indikasi dugaan suap dari para calon anggota legislatif kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lampung Tengah, HF mengemuka, hingga saat ini keberadaannya tidak dapat ditemui atau "menghilang".
"Sejak Jumat (24/4) pada pelaksanaan pleno rekapitulasi perolehan suara hasil pemilu legislatif di tingkat provinsi terakhir bertemu, hingga saat ini belum ada kabarnya," ujar salah satu Komisioner KPU Lampung Tengah Indra Irawan saat dihubungi dari Bandarlampung, Selasa.
Dia menegaskan, tidak mengetahui perihal dugaan adanya praktik suap-menyuap yang diduga menerpa Ketua KPU Lampung Tengah (Lamteng) dengan beberapa orang calon anggota legislatif setempat. "Sampai hari ini, saya belum bisa kontak ketua, HP-nya juga masih tidak aktif," ujarnya menambahkan.
Ia juga menyatakan, persoalan adanya transfer uang dari sejumlah caleg kepada oknum pimpinan KPU Lamteng itu baru diketahuinya setelah muncul dalam pemberitaan di media massa. "Saya tahunya malah dari media, selama ini tidak tahu ada kejadian tersebut," ujarnya pula.
Setelah ditelusuri ke rumah HF yang dikenal sebagai kompleks salah satu perumahan elit di Kabupaten Lampung Tengah, dengan rumah bernomor 25, cat pagar berwarna hijau tersebut nampak sepi, hanya terlihat satu mobil pick up bermuatan semen, dengan gerbang yang tertutup rapat dan tergembok.
Saat ditanyakan kepada masyarakat sekitar terkait keberadaan pemilik rumah itu, salah seorang warga menyebutkan HF kemarin malam sempat terlihat masih menginap di rumahnya, namun pagi harinya kembali meninggalkan rumah itu.
Menurutnya, HF dikenal jarang berbaur di lingkungan sekitar, selama kurun waktu kurang lebih empat tahun tinggal di perumahan elit tersebut. Selain itu, terlihat sebanyak tiga unit kendaraan roda empat yang dimiliki Ketua KPU Lamteng itu, di antaranya Toyota Fortuner dan Pajero.
Mobilnya ada tiga, kata dia lagi, satu Fortuner, Pajero, dan satu lagi tidak tahu apa mereknya. Menurut pria yang juga salah satu ketua RT di daerah itu menyebutkan, sebelum pelaksanaan pleno rekapitulasi hasil Pemilu 2014 di tingkat kabupaten itu, rumah HF ramai dikunjungi orang. Namun usai pleno menjadi sepi, dan sekarang tertutup serta tergembok rapat.
Sebelumnya, mantan sopir Ketua KPU Lamteng itu, Heri Agustiawan (HA) melalui Jaringan Pemberantas Korupsi (JPK) membongkar adanya dugaan suap yang melibatkan salah seorang pimpinan KPU di daerah itu. JPK menyebutkan bahwa dugaan suap atau praktik korupsi tersebut terjadi karena adanya proses suap-menyuap antara Ketua KPU Lampung Tengah dengan beberapa caleg pada Pemilu 2014.