Rabu 25 May 2016 12:36 WIB

Peristiwa Gestapu Buat Megawati tak Selesaikan Kuliah di Unpad

Rep: C26/ Red: Bayu Hermawan
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemberian gelar kehormatan dari Universitas Padjadjaran kepada Presiden Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri menuai pro kontra.

Beredar anggapan bahwa Megawati yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Padjadjaran ini dikeluarkan setelah dua tahun berkuliah.

Namun anggapan ini dibantah oleh teman seangkatan Megawati saat berkuliah di Fakultas Pertanian Unpad angkatan 1965, Nurpilihan Bafdal. Nur menegaskan Megawati tidak dikeluarkan oleh pihak kampus.

Nur menceritakan pada tahun 1967, saat Megawati berhenti kuliah, sedang tidak kondusif, tak lain karena adanya Gerakan 30 September atau dikenal dengan G30S atau Gestapu 1965.

Situasi kondisi yang mencekam kala itu mengharuskan Megawati sebagai putri Presiden Sukarno itu berhenti dari kuliahnya dengan alasan keamanan.

"Setelah dua tahun lebih beliau kuliah, terjadi gestapu. Sedang hangat-hangatnya sehingga beliau tidak diperkenankan kuliah karena alasan keselamatan," kata Nur di Kampus Unpad, Kota Bandung.

Sebagai anak presiden, ia menceritakan Megawati selalu dikawal oleh pasukan Tjakrabirawa atau saat ini dikenal dengan sebutan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).

Bahkan hingga saat menjalani perkuliahan, pasukan pengamanan ikut masuk ke ruang kuliah untuk menjaganya. Sementara itu, dalam orasi ilmiah yang digelar pada Rabu (25/5) Megawati mengaku masuk ke Fakultas Pertanian atas permintaan ayahnya. Padahal ia kala itu tertarik dengan ilmi Psikologi.

"Oleh Bung Karno, saya diharuskan masuk ke Fakultas Pertanian, sebab urusan pangan merupakan urusan mati hidupnya bangsa," ujar Megawato disaksikan para tamu undangan di Graha Sanusi Kampus Unpad.

Meskipun tidak sempat menyelesaikan pendidikannya, ia bersyukur akibat badai politik yang terjadi pada tahun-tahun itu, ia mendapatkan banyak pelajaran.

"Pada akhirnya tak hanya ilmu pertanian yang saya dapatkan, di kampus ini saya ditempa untuk memahami dan bertahan pada keyakinan ideologi. Hingga peristiwa yang saya alami di kampus ini membentuk saya menjadi politisi dan memilih untuk terus mengorganisir rakyat melalui kepartaian," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement