Kamis 07 Jun 2012 18:35 WIB

Pancasila Lahir dari Keberagaman Bangsa yang Islami

Rep: Indah Wulandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Garuda Pancasila
Garuda Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pancasila terlahir dari keberagaman kebangsaan yang Islami. Presiden pertama RI, Ir Seokarno mampu meramu nilai-nilai keislaman yang cocok diterapkan semua lapisan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu diungkapkan Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Farid Masdar Masudi dalam acara seminar Nasional memperingati Bulan Bung Karno dengan tema 'Soekarno dan Islam' di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (7/6). "Coba lihat Pancasila, apa yang tidak Islami? Substansi Islam itu ada di Pancasila," sebut Farid.

Islami dikajinya mengandung dua unsur, yakni justice (keadilan) dan syuro (hukum). Farid pun menelisik konten Pancasila yang menyertakan keadilan dalam sila kelima dan syuro di sila keempatnya.

"Keduanya berkaitan. Syuro merupakan strategi dan justice adalah tujuannya," kata Farid.

Farid menyimpulkan, Bung Karno mencetuskan Pancasila sebagai buah dari kebangsaan dan keislaman di Indonesia

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement