REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay menyayangkan Wimar Witoelar tidak pernah menyatakan permintaan maaf secara langsung terkait postingan gambar di Facebook-nya yang telah menyinggung beberapa pihak.
"Yang pertama mengajukan protes terkait tindakan itu kami. Kalau ada niat baik, mestinya Wimar berusaha menghubungi PP Pemuda Muhammadiyah," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan singkat diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Saleh, tak satu pun dari pengurus PP Pemuda Muhammadiyah yang ditemui Wimar untuk meminta maaf. Kendati Wimar telah mengajukan permintaan maaf di media massa, bukan berarti persoalan itu dianggap selesai.
Saleh menilai dengan hanya meminta maaf melalui media massa, Wimar tidak memiliki niat baik untuk benar-benar meminta maaf. Bila benar-benar meminta maaf, seharusnya menghubungi dan meminta maaf secara langsung.
"Bagi dia, mungkin kasus ini hanya perlu diselesaikan di media massa. Padahal dampak tindakannya itu telah menyakiti perasaan warga Muhammadiyah di berbagai daerah," tuturnya.
Meski telah memaafkan Wimar karena telah meminta maaf di media, Saleh mengatakan tetap akan membawa kasus itu ke proses hukum. Sebab, foto-foto yang diungguh itu telah tersebar luas di masyarakat, terutama di jejaring sosial, dan diyakini akan sulit untuk ditarik.
"Dengan demikian, walau telah meminta maaf, niat awal Wimar dalam memposting foto-foto itu telah terlaksana dan tercapai. Hal itu yang akan kami tuntut pertanggungjawabannya," katanya.
PP Muhammadiyah telah memutuskan membawa kasus itu ke ranah hukum dengan melaporkan Wimar Witoelar ke Polda Metro Jaya. Wimar diduga kuat telah melakukan penghinaan terhadap persyarikatan Muhammadiyah.
Gambar-gambar yang diungguh di akun FB dan twitternya betul-betul menyakiti warga Muhammadiyah karena mendeskripsikan Muhammadiyah sebagai organisasi berandalan.
"Tidak hanya itu, dalam gambar itu juga Muhammadiyah diasosiasikan sejajar dengan para teroris," ujar Saleh.