REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca kekerasan yang terjadi di Tolikara, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) mengajak seluruh umat Islam dan Kristiani untuk bergotong royong menjaga keamanan di Tolikara maupun seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan agar keadaan tidak semakin memburuk.
"KAMMI tidak ingin keadaan memburuk terjadi, maka dari itu KAMMI mengajak seluruh umat Islam dan Kristiani saling bergotong royong menjaga kedamaian di Tolikara, Papua dan juga Indonesia," kata Komandan Pusat Korps Pasukan KAMMI (Kopaskam) Iskandar lewat siaran pers yang diterima ROL.
Menurutnya, aksi yang berujung pada terbakarnya kios dan masjid itu tidak menyebabkan pertikaian dua agama ke depannya. Kedua belah pihak harus dapat menahan diri agar tidak terprovokasi.
Ia menambahkan sebagai bentuk keprihatinan, KAMMI juga telah menginstruksikan Tim KRC (KAMMI Reaksi Cepat) di daerah-daerah untuk bergerak melakukan penggalangan dana guna membantu pembangunan kembali masjid di Tolikara. Kopaskam juga disiapkan di seluruh komando wilayah untuk strategi menghadapi kondisi yang terburuk.
Aksi yang terjadi bertepatan dengan hari besar umat Islam yakni Idul Fitri disebutnya menodai kesucian perayaan. Hal tersebut tentu sangat memprihatinkan mengingat Indonesia adalah negara yang tegak di atas aturan hukum. Masyarakat mendapatkan jaminan kebebasan memeluk dan merayakan agama yang dianut sesuai Undang Undang.