Kamis 25 Aug 2016 17:35 WIB

Menristekdikti: Siapa Bilang Anak Miskin Itu Bodoh?

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
 Menristekdikti M Nasir. (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menristekdikti M Nasir. (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Semua anak Indonesia, baik dari keluarga mampu dan tidak, sama-sama memiliki hak mendapatkan pendidikan. Namun pemerintah perlu memberi bantuan kepada anak Indonesia yang kekurangan dalam hal ekonomi.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengaku akses ke Pendidikan Tinggi bagi sebagian banyak Indonesia memang masih dianggap sulit. Oleh karena itu, pemerintah harus memangkas mata rantai tersebut agar anak-anak yang di bawah garis kemiskinan dapat berkuliah dengan baik.

Dalam pandangannya, tidak semua anak orang kaya itu pasti pintar. Sebaliknya, tidak semua anak miskin itu pasti bodoh. "Siapa bilang anak miskin itu bodoh? Stigma itu tidak berlaku bagi mahasiswa Bidikmisi, karena saya temukan hampir di seluruh Indonesia, anak Bidikmisi itu IPK-nya mayoritas sangat tinggi," ujar Nasir dalam pemberian beasiswa Bidikmisi di Univeristas Lampung, Kamis (25/8).

Hal ini terbukti saat pertemuannya dengan sejumlah mahasiswa Bidikmisi di Unila yang IPK-nya tinggi. Nasir pun mendorong para mahasiswa Bidikmisi ini agar tidak pernah berhenti bermimpi. Dia berharap mereka bisa merancang masa depan dari sekarang. Sebab, mimpi itu akan terwujud dengan kerja keras yang disertai dengan doa.

Rektor Universitas Lampung Hasriadi menjelaskan, sekitar 0,5 persen dari 5.300 mahasiswa Bidikmisi Unila IPK-nya sekitar 4,00. Hal ini, kata dia, merupakan prestasi luar biasa bagi mahasiswa Bidikmisi di Unila.

Selain itu, beberapa mahasiswa Bidikmisi juga berprestasi di bidang internasional. Bahkan, terdapat pula mahasiswa Bidikmisi yang sudah diterima untuk melanjutkan S-2 melalui Beasiswa LPDP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement