Ahad 18 Mar 2012 17:02 WIB

Debat Wahabi Vs Aswaja Ramaikan Hari Terakhir IBF 2012

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
ibf
Foto: ibf
ibf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ditengah ramainya hari terakhir Islamic Book Fair (IBF) 2012, Ahad (18/3). Sempat terjadi perdebatan di tengah keramaian para pengunjung. Debat tersebut terjadi antara dua orang berpaham Wahabi dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Aswaja).

Sejenak lantai dua di depan ruang Anggrek, lokasi IBF berlangsung, ramai pengunjung yang berkumpul. Mereka menyaksikan dua orang saling berdebat mengenai Wahabi. Debat ini berlangsung beberapa saat usai bedah buku berjudul Berlaku Adil Pada Wahabi karangan AM Waskito.

Pendebat tersebut, Thobary Syadzily, menganggap apa yang dilakukan orang yang berpaham Wahabi tidak benar, dan narasumber buku tersebut, Syaikh Idahram, tidak akurat. "Saya pernah bertemu dengan narasumber buku tersebut, dan ia tidak pernah membela Wahabi," ungkapnya.

Lanjut, Thobary yang juga pimpinan Tanfidyiah Nahdlatul Ulama (NU) Banten ini meminta agar diadakan debat dengan si penulis dan mereka yang berpaham Wahabi di sekitar itu.

 

Namun, apa yang disampaikan Thobary dibantah Irwan Jaya. Irwan menganggap dirinya, hanya pembaca buku-buku berpaham Salafi. Menurut Irwan, tidak elok bila menghakimi seperti itu di depan umum. "Saya bukanlah orang Wahabi fanatik, namun saya tidak setuju menghakimi hitam dan putih seperti itu," ungkapnya.

Menurut Irwan, apa yang dilakukan mereka yang berpaham Wahabi tidak bisa dihakimi antara hitam dan putih. "Saya rasa ada sisi-sisi dari Wahabi yang bisa kita terima," ujar Irwan.

Ramainya pengunjung yang melihat perdebatan keduanya ini membuat salah satu orang menegur, "Sudahlah kita sama-sama Islam," ujar orang tersebut. Sesaat kemudian perdebatan pun terhenti, dan orang disekeliling mendinginkan suasana. Keduanya kemudian bersalaman dan berjanji melanjutkan perdebatan mengenai Wahabi Vs Aswaja mereka di lain kesempatan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلنَّبِيُّ اَوْلٰى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ اَنْفُسِهِمْ وَاَزْوَاجُهٗٓ اُمَّهٰتُهُمْ ۗوَاُولُوا الْاَرْحَامِ بَعْضُهُمْ اَوْلٰى بِبَعْضٍ فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ اِلَّآ اَنْ تَفْعَلُوْٓا اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕكُمْ مَّعْرُوْفًا ۗ كَانَ ذٰلِكَ فِى الْكِتٰبِ مَسْطُوْرًا
Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu hendak berbuat baikkepada saudara-saudaramu (seagama). Demikianlah telah tertulis dalam Kitab (Allah).

(QS. Al-Ahzab ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement