REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak mitos beredar di masyarakat mengenai jenis makanan yang tidak boleh dimakan oleh ibu hamil. Salah satunya kacang. Ibu hamil yang mengonsumsi kacang disebut akan melahirkan anak yang mengalami alergi kacang. Benarkah demikian?
Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Pediatric mengatakan, anak memiliki risiko lebih kecil terhadap alergi kacang jika ibu mereka rajin mengonsumsi kacang selama masa kehamilan.
Studi yang dipimpin oleh Dr Lindsay Frazier dari Dana-Farber Children’s Cancer Center di Boston ini sekaligus menghapus mitos bahwa kacang menyebabkan alergi bagi anak dan sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.
Para ahli menyebutkan ada sekitar 308 alergi terhadap makanan. Sebanyak 140 di antaranya yaitu alergi terhadap kacang. Seperti kacang polong, kacang tanah, mete, mau pun almon.
Berdasarkan hasil penelitian, ibu yang mengonsumsi kacang setidaknya lima kali dalam sepekan atau lebih memiliki risiko yang lebih rendah melahirkan anak yang mengalami alergi kacang.
Frazier mengatakan, pengenalan sejak dini oleh ibu hamil terhadap makanan sensitif ini bisa memberikan efek toleransi pada tubuh anak sejak masih janin atau di dalam kandungan. Hal ini bisa mengurangi risiko alergi pada anak.
Penelitian ini hanya berlaku bagi ibu yang tidak mengalami alergi terhadap kacang. Bagi ibu yang alergi kacang, tentu saja harus selalu menghindari kacang.
Dr Ruchi Gupta dari Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago mengatakan penelitian ini menunjukkan, perempuan tidak harus membatasi pola makan mereka selama kehamilan. Namun, wanita hamil harus selalu mewaspadai untuk tidak mengonsumsi makanan yang berdampak alergi pada tubuh mereka.
"Tentu saja wanita yang alergi terhadap kacang harus terus menghindari kacang-kacangan," ujar dia, seperti dilansir Daily Mail.
Kacang merupakan salah satu sumber protein yang baik bagi ibu hamil. Kacang mengandung asam folat yang berpotensi mencegah cacat saraf.
Di Inggris, jumlah anak-anak yang mengalami alergi terhadap kacang meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Namun, para ahli masih terus berupaya mengetahui penyebab meningkatnya penderita alergi kacang ini.