Kamis 16 Jan 2014 11:09 WIB

Sulit Punya Anak Kedua, Mengapa Ya?

Konsultasi dokter/ilustrasi
Foto: medicalcareers.nhs.uk
Konsultasi dokter/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Walau sudah ingin memiliki anak kedua, ada sejumlah wanita yang sulit untuk hamil kembali. Kalau sudah begini, ia menyarankan agar dilakukan pemeriksaan. ''Faktor kehamilan itu tergantung pada kualitas dari dua belah pihak. Apakah sperma suami ada masalah, atau dari istri yang ada masalah,'' ujar dokter Nasdaldy SpOG, spesialis kebidanan dan penyakit kandungan dari RS Kanker Dharmais, Jakarta.

Meski begitu ada juga kasus di mana keduanya jarang bertemu dan tidak tinggal serumah. ''Begitu bertemu dalam keadaan tidak subur.'' 

Hal ini seringkali tidak disadari. Dengan begitu harus diperhatikan benar apa penyebabnya. Di luar kemungkinan itu, bisa juga suami memiliki masalah berupa gangguan produksi sperma atau kualitasnya yang buruk. Sedangkan pada istri, bisa disebabkan karena ada infeksi, atau pengembalian hormon yang lambat. ''Bisa juga karena hormonalnya yang belum tumbuh sehingga si-istri belum mengeluarkan sel telur lagi,'' jelasnya. 

Pemasangan alat KB spiral pada istri diakui Nasdaldy bisa menimbulkan efek samping infeksi, yang bisa berujung pada keadaan sulit hamil kembali. ''Infeksi itu kan salah satu efek samping, akan berbeda pada semua pasien.'' Infeksi ini banyak derajatnya. Bisa saja terjadi infeksi ringan yang tidak menimbulkan gejala atau keluhan apa-apa. Yang bisa jadi masalah adalah infeksi berat untuk masalah reproduksi. ''Infeksi yang berat ini bisa menyebabkan kelainan alat kandungan pada pasien sehingga ia tidak mungkin atau susah hamil.'' 

Meski begitu, Nasdaldy meminta agar tidak khawatir, karena masih bisa diobati. Dengan catatan, infeksi tersebut belum terlambat diketahui. Jika sudah terlambat, bisa menimbulkan penyumbatan pada saluran telur. ''Kalau sudah tersumbat begitu, pasien akan susah hamil secara alami kecuali melalui bayi tabung,'' katanya. Ia menambahkan, infeksi bisa muncul karena bagaimana pun spiral merupakan benda asing bagi rahim. Sehingga kemungkinan terjadinya infeksi lebih besar dibanding tidak menggunakannya. 

Walau begitu, Anda yang kebetulan menggunakan spiral, tak perlu khawatir. ''Secara persentase, infeksi ini tidak menimbulkan bahaya atau akibat yang merugikan sekali kepada pasien. Kalau seandainya dampak itu berdampak buruk, spiralnya tentu sudah dilarang Depkes,'' demikian Nasdaldy. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement