Selasa 06 May 2014 13:37 WIB

Waspadai Hidden Hunger pada Anak

Anak yang kegemukan tak selalu berarti sudah terpenuhi kecukupan gizinya.
Foto: Reuters
Anak yang kegemukan tak selalu berarti sudah terpenuhi kecukupan gizinya.

REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkan Anda mendengar tentang hidden hunger alias lapar yang tersembunyi? Fenomena hidden hunger kini dengan mudah tampak di mana saja.

Termasuk menimpa anak-anak yang berasal dari keluarga berkecukupan. Apakah sebenarnya hidden hunger itu?

Pakar nutrisi Emilia E Achmadi menerangkan, hidden hunger terjadi ketika anak tetap makan namun tak tercukupi kebutuhan nutrisinya. Misalnya, anak yang tergolong gemuk tapi setelah dicek ternyata tak tercukupi nutrisinya.

''Gizi pasalnya tidak sama dengan berat badan,'' katanya menyambung.

Untuk mengetahui apakah anak mengalami hidden hunger ada beberapa faktor yang bisa dicek. Diantaranya, kata Emilia, bila anak mudah capai atau cepat lesu. Anak seperti ini mungkin kekurangan zat besi.

Padahal, zat besi sangat penting bagi pertumbuhan anak. Tanpa asupan zat besi yang cukup, anak terganggu proses belajarnya. Sehingga kemampuan menyerap pelajaran pun jadi lemah.

Untuk mengatasi hidden hunger Emilia mengajak orang tua untuk lebih kreatif. ''Cari resep menu baru yang disukai anak,'' katanya. Dan, yang tak kalah penting, orang tua perlu menjadi teladan bagi pola makan anaknya.

Pahami konsep gizi seimbang dalam pemberian makan. Ini tak hanya berlaku bagi anak-anak, tapi juga dewasa.

Komposisi gizi seimbang, dikatakan Emilia, adalah semua elemen gizi masuk dalam tubuh. ''50 persen karbohidrat, 20 persen protein tumbuhan dan hewan, 30 persen lagi lemak baik,'' paparnya. Pastikan pula anak selalu mengonsumsi sayur dan buah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement