REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Anak akan meniru apa yang dilihat di televisi dan internet. Sehingga akan terinternalisasi dan membentuk kepribadiannya karena mereka masih memiliki kepribadian yang labil.

"Anak akan meniru apa yang dilihat. Sikap, perilaku, cara bicara dan nilai atau norma yang dilihat di televisi dan internet akan ditiru," kata Psikolog Wanda Anastasia di Jakarta, Rabu (21/5).

Psikolog dari Klinik Pela 9 itu mengatakan tayangan yang terus menerus mengenai kekerasan atau bullying akan menumpulkan kepekaan dan mendorong nilai anak yang tidak sejalan dengan norma sosial.

"Apabila anak terus menerus melihat tayangan kekerasan di televisi dan internet, bisa menimbulkan anggapan padanya bahwa perilaku tersebut adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari," tutur Wanda.

Menurut Wanda, banyaknya kasus bullying, kekerasan dan pelecehan yang dilakukan anak-anak dan remaja belakangan ini merupakan bukti bahwa nilai yang dianut sudah tidak sejalan dengan norma sosial.

Bagaikan dua mata uang, Wanda mengatakan televisi dan internet memiliki efek negatif dan positif terhadap anak. Selain bisa menimbulkan efek imitatif dan mengurangi semangat belajar anak, televisi dan internet juga bisa menjadi sarana belajar anak-anak.

"Televisi dan internet juga memberikan pengaruh yang baik terhadap anak. Televisi dan internet bisa menjadi media belajar dan sumber informasi terhadap dunia luar yang lebih luas. Namun, itu hanya bisa didapat dari tayangan yang edukatif," katanya.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah mengumumkan 10 tayangan sinetron dan sinema yang tidak layak ditonton, terutama bagi anak-anak. Keputusan memasukkan 10 tayangan sebagai tidak layak tonton itu didasarkan atas pengaduan masyarakat yang menilai tayangan tersebut tidak mendidik serta merusak moral.

Ikuti Whatsapp Channel Republika