REPUBLIKA.CO.ID, Agar adil, orang tua harus memberikan kasih sayang mesti sama besar. Bentuk pengungkapannya dapat saja berbeda. Usia dan kemampuan anak menjadi pembedanya. Ketika Lebaran tiba dan asisten rumah tangga sudah mudik, kakak yang berusia 10 tahun boleh mendapatkan pekerjaan yang lebih berat dibandingkan adiknya yang masih berusia enam tahun.
Tentu saja, perbedaan ini bukan karena ibu lebih sayang adik. Anak usia 10 tahun sudah mampu mengepel lantai atau menyetrika pakaian. “Adik mungkin hanya kebagian menyapu lantai dan itu pun masih dibantu ibu karena memang dia belum mahir,” kata psikolog keluarga Anna Surti Ariani memberi ilustrasi kasus.
Andaikan atmosfer pilih kasih kental terasa di keluarga, pandanglah tiap anak sebagai individu. Pikirkan kelebihan dan kelemahan mereka, lalu fokuslah pada kebaikan anak. Selanjutnya, luangkan waktu yang seimbang untuk mereka. Lakukan bersama aktivitas yang menyenangkan bagi tiap anak.
Hindari memaksakan anak menjalani kegiatan yang tak membuatnya tersenyum lepas. Lalu, saat mengomentari, menghukum, atau memuji, ulas perilakunya, bukan anaknya. “Tak mudah memang, Anda perlu berlatih untuk menjalaninya,” komentar Naomi Richards yang aktif menggelar workshop untuk meningkatkan kepercayaan diri anak di London, Inggris.
Masih tetap merasa lebih sayang dengan salah satu anak? Simpan saja rasa itu. Sampai kapan pun, anak tak boleh mengetahuinya. Sebuah penelitian berjudul “Mothers’ Differentiation and Depressive Symptoms Among Adult Children” bisa menjadi bahan perenungan. Laman metroparent.com mengabarkan penelitian yang pernah dipublikasikan di Journal of Marriage and Familyini mengungkap, anak yang merasa sang bunda tak adil dalam membagi kasih sayangnya kelak akan rentan terkena depresi di usia paruh baya.