REPUBLIKA.CO.ID, Selingkuh terjadi karena adanya dorongan kuat untuk melakukan penyimpangan. Kadang berupa keinginan bertemu seseorang yang dulu pernah dicintai dan sekarang sudah berkeluarga. Kadang melihat “kelebihan” orang lain dibanding milik sendiri, dsb.
Andai dirunut, setidaknya ada empat penyebab utama terjadinya selingkuh.
Pertama, kurang harmonisnya hubungan suami dan istri. Kondisi ini disebabkan kurang intensnya berkomunikasi yang terjalin. Bisa pula masing-masing kurang mendapat porsi mengekspresikan emosinya. Sebenarnya kalau pun ada faktor-faktor lain yang bermasalah, seperti faktor ekonomi, apabila komunikasinya bagus, keluarga akan tetap harmonis.
Kedua, adanya ketidakpuasan suami atau istri yang tak terungkap. Harapan, tuntutan, keinginan yang tidak terkomunikasikan bisa membuat seseorang mencari pemenuhan dari orang lain. Patut dicatat, selingkuh itu tidak selalu dengan orang yang fisik dan hartanya lebih baik dari pasangan sahnya. Ada kasus seorang majikan selingkuh dengan sopir atau pembantunya. Alasannya, mereka merasa lebih dihargai oleh selingkuhannya.
Ketiga, kurangnya perhatian dari pasangan. Apa yang diharapkan pasangannya tidak direspons dengan baik.
Keempat, dilanggarnya etika pergaulan dengan lawan jenis. Sebab, sepanjang pandangan dan perkataan tidak dijaga, sepanjang pergaulan tanpa hijab, sepanjang itulah peluang selingkuh terbuka lebar.