REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb
Pak Gozali,
Salam kenal, nama saya Hananto. Umur saya umur 26 tahun. Saya baru saja menikah dan istri saya sedang hamil dua bulan. Gaji bersih saya Rp 9,3 juta per bulan. Kami tinggal di rumah dinas dengan listrik gratis. Adapun yang saya ingin tanyakan adalah:
1. Berapa pengeluaran per bulan yang wajar bagi keluarga seperti saya?
2. Berapa uang yang sebaiknya saya tabung dan berapa yang sebaiknya saya investasikan?
3. Investasi seperti apa yang sebaiknya saya lakukan?
Demikian Pak pertanyaan dari saya. Terima kasih.
Hananto
Waalaikumussalam wr wb
Barokalloh Mas, semoga dengan kehidupan baru yang sedang Anda masuki ini diberikan selalu nikmat Iman, Islam, dan sehat selalu sehingga dapat menjadikan keluarga Anda sakinah, mawaddah dan penuh dengan rahmat. Untuk berapa pengeluaran yang wajar dan ideal, saya tidak bisa memberikan gambarannya secara pasti karena terlalu banyak variabelnya. Misalnya kota tempat tinggal Anda, kebutuhan transportasi, gaya hidup, dan sebagainya.
Setiap keluarga pastinya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Mungkin ada sebuah keluarga yang mempergunakan 40 persen dari penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya setiap bulan, tapi ada juga yang hanya bisa menyisakan tidak lebih dari sepuluh persen untuk disisihkannya. Dengan kata lain, hampir seluruh penghasilannya habis untuk memenuhi biaya hidup. Wajarkah? Bisa juga wajar, bisa juga tidak.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa pengeluaran setiap bulan yang dibelanjakan harus sesuai dengan kebutuhan. Nah, oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi Anda untuk membuat suatu anggaran belanja. Dengan adanya anggaran belanja, pengeluaran yang dilakukan jelas arah pemakainnya.
Mengenai tabungan dan investasi, mungkin enaknya kita perjelas dulu pengertiannya. Tabungan bisa kita artikan sebagai dana simpanan yang mudah dicairkan seperti rekening tabungan di bank atau deposito. Sedangkan investasi adalah dana yang dikembangkan dengan risiko tertentu.
Setiap keluarga perlu memiliki tabungan yang berfungsi sebagai dana cadangan. Yaitu cadangan ketika ada masalah dengan penghasilan rutin, atau untuk menutupi kebutuhan yang mendesak. Tidak perlu terlalu besar jumlahnya, namun juga jangan terlalu kecil. Untuk karyawan seperti Anda, saya sarankan besarannya 3-6 kali pengeluaran rutin bulanan.
Setiap bulan, dari dana surplus Anda ditabungkan sampai jumlahnya sesuai dengan angka di atas. Jika jumlahnya sudah memadai, maka Anda bisa melakukan investasi dengan dana surplus bulanan tersebut. Alokasinya bisa bermacam-macam dan beragam. Yang jelas, jangan pilih hanya satu saja, tapi perlu dikombinasikan agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda. Dan sesuaikan juga dengan tujuannya. Misalnya, untuk pendidikan anak, untuk naik haji, untuk persiapan pensiun, untuk modal usaha, dan sebagainya.
Di antara investasi yang bisa Anda pilih, misalnya saja, emas batangan untuk biaya naik haji, saham dan reksadana untuk persiapan pensiun, unit link atau asuransi pendidikan untuk pendidikan anak, dan sebagainya. Sekali lagi, ini hanya contoh saja. Untuk mendapatkan saran yang betul-betul sesuai dengan kondisi Anda, saya sangat sarankan agar Anda berkonsultasi langsung dengan konsultan perencana keuangan. Semoga bermanfaat.