REPUBLIKA.CO.ID, Seberapa banyak pendapatan yang Anda sisihkan tiap bulannya? Apakah mencapai satu per tiga gaji, atau lebih, atau jangan-jangan malah tidak ada sebagian gaji yang disisihkan tiap bulannya?
Lalu, di mana uang tersebut disimpan? Dalam tabungan di bank, lewat bentuk cicilan KPR, atau sudah dalam bentuk reksadana yang diautodebit tiap bulannya dari rekening?
Jika Anda lebih banyak menaruh simpanan dalam bentuk tabungan, alias uang tunai, maka bersiap-siaplah untuk merugi. Dana tunai memang salah satu bentuk aset umum yang paling populer.
Dalam survei perusahaan keuangan, Manulife, bernama Manulife Investor Sentiment Index diketahui kecenderungan orang menyimpan simpanannya dalam bentuk uang tunai masih tetap tinggi. Manulife Investor Sentiment Index dilakukan di sejumlah kota yaitu Hongkong, Cina, Taiwan, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia metodenya adalah wawancara tatap muka langsung.
Secara persentase, mereka yang diwawancarai Manulife, tercatat memiliki dana tunai sebesar 37 persen atau setara pendapatan pribadi selama 10 bulan. Dan, hanya 18 persen dari dana tunai itu yang digunakan untuk pengeluaran sehari-hari dan biaya tidak terduga.
Putut Andanawarih, director of business development PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, mengatakan dari survei tersebut diketahui dana tunai lebih disukai masyarakat. ''Namun sebenarnya investor perlu mengubah pola pikirnya, jika mereka ingin agar tabungan mereka (dana tunai tersebut) menjadi sumber pemasukan bagi mereka,'' paparnya.
Angka inflasi yang tinggi di Indonesia membuat dalam jangka panjang dana tunai yang disimpan di tabungan nilainya akan semakin turun. Putut menjelaskan, dengan inflasi yang mencapai 8 persen maka untuk setiap Rp 1 juta uang tunai yang dimiliki daya beli seseorang akan berkurang. Berapa banyak pengurangannya? Putut mengatakan bisa mencapai Rp 7 ribu setiap bulannya. Bayangkan angka pengurangannya berakumulasi, bila memilih menabung saja untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.
Orang Indonesia juga dinilai belum cukup banyak yang melakukan investasi di luar menabung di bank. Padahal Putut mengatakan, masyarakat Indonesia harus mulai mempertimbangkan untuk mengurangi simpanan dana tunai mereka. ''Dan melalukan investasi secara lebih efektif pada berbagai jenis pilihan investasi yang kini telah tersedia kepada mereka,'' katanya menjelaskan.