REPUBLIKA.CO.ID, Pekerja lepas (freelancer) sempat dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Terlebih, dulu orang-orang yang belum memiliki pekerjaan tetap atau pekerjaan yang bisa dibanggakan kerap berlindung di balik titel freelancer. Sejak lima tahun terakhir, stigma itu mulai terkikis.
Belakangan, freelance telah dipandang sebagai pilihan bagi mereka yang memiliki keahlian atau keterampilan (skill). Ya, skill adalah syarat utama yang harus dimiliki para freelancer.
Tanpa skill, freelancer tidak akan mendapatkan order pekerjaan. “Siapa pun yang memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh pasar bisa menjadi freelancer,” kata Indonesia Country Manager Freelancer.com Helma Kusuma.
Begitu terjun ke dunia freelance, setiap orang harus bersungguh-sungguh membangun reputasi. Bagi mereka yang memiliki keahlian, tentu ini bukan hal yang terlalu sulit.
Bisa jadi, proyek demi proyek akan mudah mereka dapatkan. Akan tetapi, bersabarlah sejenak untuk mematok tarif jasa Anda.
Helma menyarankan, freelancer pemula mengutamakan pembentukan reputasi ketimbang mengejar materi semata. Yakinlah, setelah reputasi terbangun, uang akan mengikuti.
“Dengan tersiarnya kompetensi Anda nantinya akan muncul banyak rekomendasi terhadap keahlian sebagai freelancer.”
Semua orang bisa menjadi freelancer asal mereka mengasah bakatnya. Anda bahkan tak mesti menggenggam ijazah dari perguruan tinggi terkait dengan bidang yang diminati.
“Orang yang kuliah di jurusan apoteker, tapi kalau jago bikin video, ya tidak masalah,” ujar Helma.