Kamis 09 Jan 2020 03:45 WIB

Tak Masuk Surga Orang yang Pelit dan Mengungkit Pemberian

Orang yang pelit jauh dari surga.

Tak Masuk Surga Orang yang Pelit dan Mengungkit Pemberian. Foto: Surga (ilustrasi)
Foto: blogspot.com
Tak Masuk Surga Orang yang Pelit dan Mengungkit Pemberian. Foto: Surga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Seorang penipu tak akan masuk surga, demikian pula orang yang kikir dan orang yang mengungkit-ungkit pemberian." (HR Tirmidzi).

Pakar hadis dari India, Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi, dalam kitab Fadhilah Sedekah, menjelaskan bahwa para ulama berkata bahwa orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang disebutkan dalam hadis di atas tidak akan masuk surga. Jika dalam diri seorang mukmin ditemukan sifat-sifat ini, maka Allah SWT terlebih dulu akan memberikan taufik kepadanya untuk bertaubat dari perbuatan itu.

Baca Juga

Jika tidak, maka orang yang tetap berbuat perilaku penipu, pelit, dan mengungkit-ungkit pemberian, akan dimasukkan ke dalam neraka terlebih dulu untuk dibersihkan dosa-dosanya.  Setelah itu, barulah orang itu dimasukkan ke surga.

"Akan tetapi, walaupun untuk beberapa saat saja, dimasukkan ke dalam neraka tentu tidak dapat dianggap remeh," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya.

Maulana Zakariyya menyebut hadis lainnya soal orang-orang yang pelit. Yaitu, "Abu Hurairah RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Orang-orang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Dan, orang-orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya seorang bodoh yang dermawan lebih dicintai Allah dariapda seorang ahli ibadah yang kikir." (HR Tirmidzi).

Maulana Zakariyya menjelaskan, orang yang sedikit mengerjakan shalat sunah tapi dermawan lebih disukai Allah dari pada orang yang banyak beribadah dan mengerjakan shalat sunah panjang-panjang. Yang dimaksud ahli ibadah adalah orang yang banyak mengerjakan shalat sunah. Sedangkan mengerjakan amalan fardhu itu merupakan kewajiban setiap orang, baik dermawan ataupun tidak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement