Ahad 14 Feb 2016 06:30 WIB

Tabunya Masyarakat Jepang Menyebut Yakuza

Red: M Akbar
Anggota Yakuza Jepang dikenal karena tato mereka yang luas di tubuh. Ilustrasi
Anggota Yakuza Jepang dikenal karena tato mereka yang luas di tubuh. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heri Irawan (WNI bermukim di Osaka, Jepang)

Yakuza. Siapa yang tidak tahu dengan salah satu kelompok mafia atau gengster terbesar di dunia ini. Eksistensinya tak hanya ditakuti dan mengkhawatirkan di negara asalnya, Jepang. Seantero dunia pastinya juga merasa khawatirkan dengan keberadaan kelompok yakuza ini.

Yakuza memiliki aktivitas yang sangat terorganisir. Mereka sangat rapi dalam menata kelompoknya. Inilah yang kemudian membuat keberadaan kelompok yakuza ini masih hidup dan ada sampai sekarang.

Di Indonesia, menyebut kata yakuza boleh jadi sebagai hal yang biasa. Bahkan terkadang menyebut kata yakuza bisa menjadi candaan, lelucon bahkan sindiran antarteman.

Yakuza ini akan sangat mudah diucapkannya, tidak hanya oleh orang remaja dan dewasa namun anak-anak sering menyebut kata ini di Indonesia. Padahal boleh jadi, mereka itu sebenarnya tidak mengetahui arti kata yakuza itu sendiri.

Jika di Indonesia begitu mudah mengucap kata yakuza maka hal berbeda terjadi di negara asalnya, Jepang. Keberadaannya yang mengkhawatirkan serta menakutkan bagi warga Jepang, membuat kata ini menjadi sangat tabu untuk diucapkan.

Bahkan, muncul kesan menyebut kata yakuza ini menjadi sesuatu yang keramat. Masyarakat Jepang pun kerap kali menjadi sangat enggan untuk mengucapkannya. Ada anggapan menyebut kata yakuza ini sungguh tidak layak untuk di ucapkan, apalagi sampai diperbincangkan di tempat umum semisal tempat makan, tempat perbelanjaan, stasiun dan tempat tempat ramai lainnya.

Sikap ini disebabkan adanya kekhawatiran anggota yakuza yang kerap membaur di tengah masyarakat. Tak ada penanda khusus untuk mengetahui seseorang itu berstatus yakuza. Jika salah satu anggota dari kelompok yakuza mendengarnya maka tentulah akan berakibat buruk bagi mereka yang melontarkan ucapan kata yakuza. Akibat buruk yang didapat bisa-bisa kita mengalami game over alias nyawa menghilang.

Ya, menyebut yakuza ini begitu seram dan tabu. Inilah yang menjadi alasan warga Jepang tidak mau dan enggan menyebut sekaligus memperbincangka tentang yakuza di ruang publik.

Ini tentunya sangat berbeda dengan negara kita. Jika Anda berkesempatan melancong ke Jepang maka akan sulit untuk mendapatkan warga yang berani menjawab mengenai yakuza. Umumnya, warga akan lebih baik menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Apalagi sampai mengucapkan ulang kata yakuza jika anda secara kebetulan menanyakan tentang yakuza. Berdalih alasan resiko, umumnya warga Jepang akan segera melupakan untuk mengucap kata yakuza itu.

Hal ini diakui oleh Nyoman. Ia adalah salah seorang warga Indonesia yang sudah lama tinggal di Jepang. Kini, ia sudah menikah dengan warga Jepang dan sekaranag memiliki usaha rumah makan khas Indonesia. Sering kali rumah makannya didatangi oleh anggota yakuza yang ingin minum dan makan.

Nyoman mengatakan kata yakuza di negara Jepang sangat tabu. Tidak banyak, bahkan bisa dibilang tidak ada orang yang berani, mengucap yakuza ini. Jadi jangan pernah membayangkan anda akan leluasa ngomongin apalagi sampai membincangkan yakuza di tempat publik atau rumah makan kayak. ''Jika ada anggota yakuza yang dengar maka kita bisa game over. Aku juga ngeri, takut,'' katanya.

Penuturan dari Nyoman itu juga dibenarkan oleh warga Jepang, Tadamotosan. Saat saya menanyakan secara diam-diam soal yakuza ini, ia mengatakan di negaranya untuk menyebut kata yakuza harus berhati hati. ''Jika asal ucap tanpa melihat situasi dan kondisi sekitar maka bisa berakibat buruk bahkan game over atau mati,'' ceritanya.

Namun sudah pasti bagi sebagian orang luar negeri atau pendatang -- baik wisatawan, pelajar ataupun yang bekerja di negara Jepang -- tentunya menyimpan rasa penasaran terhadap yakuza. Jadi, berhati-hatilah jika ingin menyebut yakuza ini di Jepang.

Berada di negara tempat lahirnya kelompok yakuza ini, rasanya lebih baik melupakan atau tidak tahu menahu dengan yakuza. Daripada harus berakibat buruk yang bisa berujung pada game over, alangkah bijak jika kita melupakan yakuza ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement