Senin 04 Jun 2012 17:40 WIB

Lelah ini... Rindu ini...

Ilustrasi
Foto: polycount.com
Ilustrasi

… mungkin, memang harus merasakan apa itu LELAH,

… hingga suatu titik itulah akhirnya menemukan kerinduan yg dalam,

… Kerinduan untuk kembali kepada pelukan-Nya.

——————::—————

Bolehkah aku bersedih…

Bolehkah aku "pergi" sejenak…

Bolehkah aku "lari" menjadi pecundang…

Mungkinkah aku pendusta nikmat?

Jika boleh aku ingin bersedih…

Jika boleh aku ingin pergi sejenak…

Mungkin akulah pendusta nikmat, tapi sungguh aku bukanlah pecundang…

Aku mulai lelah mengejar matahari…

Aku mulai lelah mengejar waktu…

Aku mulai lelah ketika harus bergegas kembali ke dunia…

Setiap saat… setiap hari…

Kini,

Mengapa menjadi budak… budak pekerjaan… budak masa… budak waktu…

Jadi, sebenarnya untuk apa semua ini?

Sudah sampai manakah perjuanganku? Ketika memang perjuanganku tidak mungkin dibandingkan Rasul-Mu, sahabat-sahabat Rasul-Mu, wanita-wanita tangguh dan mulia pilihan-Mu, ataupun orang-orang yang teguh di jalan-Mu…

Masih pantaskah aku mengatakan, aku lelah?

Sungguh aku malu…

———————————-::—————————–

Jadi,

Apa yang telah kita lakukan?

Pernahkan merasa sangat LELAH… merasakan semua “tidak bermakna”?

Ingatkah,

Ketika kita bersekolah bertahun-tahun. Jatuh bangun kita LELAH belajar agar lulus sekolah dan mendapatkan ijazah.

Ingatkah, saat itu kita melupakan semua rasa lelah selama bersekolah dengan kebahagian karena lulus sekolah.

Sekarang,

Kita dihadapkan pada pekerjaan, kantor, sekolah, keluarga, rekan, teman, anak… HIDUP…

Dulu, sekarang, atau nanti… kita dihadapkan dengan rasa LELAH menjalani itu semua.

Hingga nanti pada kelulusan kelak (kematian.red), Akankah kita dapat membayar rasa lelah kita dg kebahagian* karena telah “lulus” dari sekolah kehidupan? (*khusnul khotimah.pen)

Sekarang,

Berapa banyak orang yg sedang menderita “kelelahan”?

Berapa banyak yg akhirnya “berhenti” dan memilih “mati” di hidupnya?

Berapa banyak yg bisa “melanjutkan langkah” dalam naungan-Nya?

Sudahkah kita melibatkan-Nya dalam setiap langkah?

Kenapa harus merasa kelelahan jika telah melibatkan-Nya?

Sadarkah? Bahwa lelah hadir karena kita MELANGKAH SENDIRI… tidak melibatkan-Nya…

Mungkin, memang sudah seharusnya merasakan apa itu “LELAH”

Hingga suatu titik itulah akhirnya merasakan kerinduan yg dalam…

“Kala kita rutin menghamba, kala kita rutin bermunajat dan kala kita rutin melibatkan ALLAH, nanti pada satu masa turunnya iman, ada rindu yang tak bisa dijawab, kecuali dengan mendekat lagi dan terus mendekat pada-Nya.” **

Mungkinkah kelelahan hadir karena rindu…

Rindu kepada-Nya,

Rindu dalam dekapan-Nya…

Rindu bersama-Nya.

-Wallahu ‘alam-

——————————-::::—————————

The sides*note:

“Ketahuilah hanya dengan mengingati Allah, hati menjadi tenang” (Q.S Al-Raad : 28)

“Ya muqallib al-qulub, thabbit qalbi ‘ala dinik. Ya muqallib al-qulub, thabbit ‘ala’l-haqq. Ya muqallib al-qulub, thabbit qalbi ‘ala ta’atik”

Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas agama-Mu, tetapkan hati ini di atas kebenaran-Mu, tetapkan hati ini dgn taat pada-Mu. (Doa Rasullullah SAW)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya,  JIKA kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imron:139)

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman:13)

Penulis: 

Lely-Nurullaily Kartika (The sides*note of Formosa)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement