Kau yang tersipu di seberang jalan
Apakah kini jengah menyergapmu?
Bisakah kau jelaskan;
Arti senyum setipis kabut fajar,
dari hati yang hinggap di pohon candu?
Kau yang menjejak ringan angin semilir,
kini terbenam dalam pusara yang bergelora
Bisakah kau jelaskan;
Di mana langkah-langkah setulus hati,
dalam pengabdian cinta dan doa?
Kau yang mereguk manisnya tekad
Kenapa kini dusta jadi gincu di bibirmu?
Bisakah kau jelaskan;
Harus ke mana kucari sosok
bidadari dalam ayat-ayat yang telah nyata?
Kau yang tak lagi ada di pelupuk mata
Jangan pernah hadir jika sama saja!
Bisakah kau jelaskan;
Harus kuletakkan di mana namamu
padahal dulu seharum kasturi yang semerbak mewangi?
Kau yang kini berjalan menutup mata,
tetap berjalanlah dengan menggunakan hati.
Bisakah kau jelaskan;
Cahaya mentari tak menyusup ke dalam rimba
tapi cahaya Tuhan menyentuh ke dasar jiwa?
Akmal Nurdwiyan S.
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang