Kamis 12 Sep 2013 17:48 WIB

Negeri Aku Menangis

Air mata (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Air mata (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  Puisi Budi Sabarudin

 

1/

 

Kubaca negeri duka

Kisah-kisah kepiluan disembunyikan

Dikuburkan dalam peti mati

 

Air mataku meleleh

Serupa bola plastik dibakar api

 

Tuhan, aku ingin mengadu

Tapi ayat-ayat dan pasal-pasal

Dirahasiakan dalam pistol dan teror

 

O… betapa malang bumi kelahiranku

Cerminc-ermin mendadak retak

Keping-kepingnya membunuh percakapan

Di rumah-rumah, istana, parlemen,

Sekolahsekolah dan mushalamushala

 

2/

detik ke detik

Penduduk mengungsikan air mata

Mengikuti jejak sufi

Mengumpulkan cahaya zikir

 

Ribuan tapak kaki

Mata murung

Menyusur jalan pulang

Memasuki hutan-hutan berlumut

Mereka menerjemahkan hujan

Bercakap dengan daundaun

Menafakuri ranting-ranting jatuh

Belajar dari akarakar, rumputan, dan pohonpohon

 

3/

Rumah-rumah kayu tegak

Batu-batu serempak membentuk tanggul

“Aku mencintai negeri embun,” kata mereka

 

 

Kekalik, Mataram-NTB 1997-Kota Tangerang 2013

 

Budi Sabarudin, lahir di Desa Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. Senang menulis puisi dan cerpen. Karya-karyanya pernah dimuat di sejumlah koran lokal, nasional, dan online. Sehari-hari bekerja sebagai jurnalis. Kini tinggal di Taman Royal 3, Jalan Akasia 3 AX1 No 8, Cipondoh, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Email [email protected]; hanphone 087-8830-36-184

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement