Kamis 03 Jul 2014 22:18 WIB

Pilpres, Piala Dunia, dan Ramadhan (1)

Iqbal Setyarso
Foto: Istimewa
Iqbal Setyarso

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Iqbal Setyarso (Direktur Komunikasi ACT)

Ruang publik tengah diharu-biru iklan luar ruang yang seragam pola tunggal makna. Dunia maya suguhkan nuansa serasa: ngompol (ngomong politik). Pusat retail bagai sudut-sudut kota di Brasil. Wajah negeri diperebutkan dua isu: pemilihan presiden/pilpres dan perhelatan piala dunia, saat Ramadhan bulan berkah kian dekat. Tiga event besar dimulai. Tiga pertandingan digelar, memaksa tampil karakter asli manusia. Yang gusar membakar, yang galau tebar risau, yang sabar bertahan jangan tepar, yang ingat tetap bersemangat. Rakyat negeri ini sejatinya diseru sadar waktu ‘tuk bersatu. Bersyukur tunduk tafakur, tak terpana goda alam fana.

Pilpres 9 Juli 2014: dua pasangan saja, masing-masing memiliki partai pendukung, partisan intelek dan media massa. Pasangan Prabowo-Hatta didukung Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, Partai Golkar, dan PBB. Pasangan Jokowi-JK didukung PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. Pada event Piala Dunia 2014 yang pembukaannya berlangsung 12 Juni, 32 kontestan unjuk kepiawaian. Kedua event ini punya official song.

Pencipta Mars Pemilu yang diperdengarkan pada 2004-2009, Nortier Simanungkalit. Sebelumnya, Mars Pemilu yang akrab di kuping rakyat Indonesia zaman orde baru, karya Mochtar Embut.  Pencipta Mars Pemilu masa orde baru maupun  reformasi, tokoh senior yang memang dedikasinya dikenal untuk event kebangsaan; sedangkan Mars Pemilu 2014, KPU menetapkan lagu Memilih untuk Indonesia karya Enrico Michael Wuri yang memenangi lomba cipta Mars Pemilu setelah menyisihkan 101 lagu lainnya. Penyanyinya juga muda, Judika, jebolan Indonesian Idol. 

Bagaimana dengan Piala Dunia? Tentu juga punya lagu. Saat pembukaan, sebuah akrobat berpadu tarian mempermanis pembukaannya, menampilkan tiga penyanyi: Jennifer Lopez, Pitbull dan aktris lokal Brasil Claudia Leitte menyanyikan We Are One. Ada kemiripan dua event ini: lagu sebagai elemen pemanis dan penyemangat serta gebyar populis penyampaiannya.  Bertabur biaya pula dalam penyelenggaraannya. Manusia berkreasi menyedot perhatian sesamanya. Ada perputaran materi, pergerakan energi keduniaan. Ada yang “dihabiskan” dalam momentum itu. Semua demi narasi kemenangan.

Ketegangan perkubuan di Pilpres mengemuka. Sementara di Brazil, persiapan Piala Dunia menyulut ketegangan rakyat Brazil lantaran berlipat bujetnya itu pada saat kebanyakan rakyat Brazil kurang beruntung hidupnya. Dua situasi yang tak ideal. Di mana kemanusiaan? Event lainnya tak kalah hebatnya: Ramadhan. “Lagu” abadi Ramadhan lantunan ayat-ayat suci Alquran yang sepanjang Ramadhan saja bisa ditamatkan 6.236 ayatnya bahkan beberapa kali secara perorangan atau bersama-sama.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement