Kamis 19 Dec 2013 05:30 WIB

Jangan Kalah Lagi dari Malaysia! (Surat Terbuka untuk Rahmad Darmawan)

Timnas U-23 Indonesia yang berlaga di SEA Games 2013.
Foto: ligaindonesia.co.id
Timnas U-23 Indonesia yang berlaga di SEA Games 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fernan Rahadi/Editor Sepakbola ROL

Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, 26 Desember 2010. Sepertinya itulah hari dimana mimpi buruk kita (baca: Indonesia) berawal. Di hari itu, segala kedigdayaan kita tiap kali berjumpa Malaysia di ajang sepak bola seolah terhapus dalam sekejap mata.

Di stadion itu, kemenangan 5-1 kita di penyisihan grup beberapa hari sebelumnya seolah tak berarti apa-apa. Hanya dalam kurun 12 menit saja, tiga gol bersarang ke gawang kita yang dikawal Markus Haris Maulana.

Entah hasil pertandingan itu sebelumnya telah diatur atau tidak, kami tak mau ambil peduli. Kekalahan di stadion terbesar Malaysia itu telah meruntuhkan harapan kami, sebagian besar masyarakat pecinta sepak bola Tanah Air, yang begitu mendambakan gelar Piala AFF mampir ke genggaman kita.

Sejak penghujung 2010 itu, kita seolah menjadi inferior tiap kali berhadapan dengan tim berjuluk Harimau Malaya di level usia apapun. Setahun setelah kekalahan itu (tahun 2011), Timnas U-23 kita takluk dua kali di ajang SEA Games yang digelar di Jakarta. Yang pertama adalah di babak penyisihan grup dan yang kedua secara menyakitkan di babak final melalui drama adu tendangan penalti.

Kemudian setahun berselang kembali timnas senior, yang timpang karena tidak diperkuat pemain-pemain Indonesia Super League (ISL), takluk 0-2 di babak penyisihan grup Piala AFF 2012. Kala itu dua gol bersarang ke gawang kiper Wahyu Tri Nugroho, lagi-lagi di Stadion Nasional Bukit Jalil, yang kembali mengandaskan harapan kita merebut trofi AFF.

Bulan September lalu, giliran Timnas U-16 yang seolah terkena 'kutukan' saat jumpa Malaysia di final AFF U-16. Unggul 1-0 hingga injury time, Malaysia di luar dugaan mampu menyamakan kedudukan lewat titik putih sesaat sebelum peluit panjang berbunyi. Saat adu tos-tosan, Gatot Wahyudi dan kawan-kawan juga kalah dengan cara yang sulit dipercaya setelah sempat memimpin 2-0 terlebih dulu.

Bahkan Timnas U-19 yang sangat membanggakan itu juga tidak sanggup mengalahkan Malaysia di ajang Piala AFF U-19. Skuat Indra Sjafri itu hanya mampu menahan seri 1-1 meskipun pada akhirnya Evan Dimas dan kawan-kawan mampu mengangkat piala di saat Malaysia sudah angkat koper usai babak penyisihan grup.

Coach, semoga fakta-fakta di atas turut mengobarkan semangat anda dan memberi sedikit inspirasi tentang bagaimana mempersiapkan mental 'anak-anak' kita menghadapi laga nanti.

Kami tidak akan pernah lupa dominasi kita atas Malaysia di masa lalu. Bagaimana Kurniawan Dwi Yulianto dan kawan-kawan memberondong gawang Malaysia setengah lusin tanpa balas saat SEA Games 1999. Kemudian di Piala Tiger 2004, saat Boaz Solossa yang masih berusia 18 tahun itu membawa tim kita membantai Malaysia 4-1 di Bukit Jalil.

Coach, tim anda mungkin beruntung bisa melaju ke semifinal SEA Games 2013 ini, saat kelolosan ke semifinal ditentukan oleh aturan head to head yang baru anda ketahui di tengah-tengah turnamen. Atau mungkin gara-gara 'kebodohan' pelatih Myanmar yang mengaku tak paham aturan, bahkan sampai laga melawan tim anda berakhir dengan kekalahan 0-1.

Awalnya, tak bisa dipungkiri, beberapa dari kami memang ragu dengan kemampuan tim anda. Terlebih setelah Andik Vermansah dan kawan-kawan hanya menang tipis dari Kamboja, kalah telak dari Thailand, dan tak sanggup mengalahkan Timor Leste.

Sama seperti anda, kami juga menyadari bahwa harapan yang sempat memudar itu muncul kembali. Jangan-jangan, benar seperti yang dikatakan pelatih kiper anda, inilah skuat 'tidak meyakinkan' yang serupa dengan tim yang berjuang pada tahun 1991 silam, saat terakhir kalinya kita meraih emas di ajang SEA Games.

Coach, kami menyadari saat ini beban berat ada di pundak anda. Target mempersembahkan emas memang bisa dibilang sebagai target 'gila' yang diberikan PSSI. Apalagi kita baru saja pulih dari persoalan dualisme PSSI dan kompetisi yang telah membuat kita berjalan mundur selama hampir dua tahun lamanya.

Kami juga menyadari bahwa anda tentu tidak mau kembali merasakan kekalahan menyakitkan seperti dua tahun lalu. Kekalahan yang membuat kita gagal mempersembahkan gelar pertama dalam 20 tahun dan membuat anda batal dielu-elukan oleh kami, masyarakat yang sangat mencintai Timnas Indonesia.

Akan tetapi Coach, lawan tim anda nanti adalah Malaysia, tim yang sering menjatuhkan harga diri kita dalam beberapa tahun belakangan ini. Jika masing-masing kami ditanya jujur, maka kami lebih memilih Garuda Muda tersingkir di penyisihan grup ketimbang harus pulang ke Tanah Air karena kekalahan dari tetangga kita yang satu itu.

Coach, berikan kita kemenangan dari Malaysia. Setelah itu, apapun hasil final nanti bisa jadi tak akan kami permasalahkan. Kami yang berjumlah jutaan orang ini berjanji akan mendukung tim anda baik lewat doa, menonton dari layar kaca, maupun datang langsung ke stadion. Coach, tolong jangan buat kita kalah lagi dari Malaysia!!

 

twitter penulis: @fernanrahadi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement