Kamis 29 Sep 2016 06:33 WIB

Wajah Militer di Ajang Pilkada DKI Jakarta

Esthi Maharani
Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Esthi Maharani

Calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017 memunculkan tiga pasang calon (paslon). Pertama, pejawat Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Keduanya diusung PDIP, Hanura, Golkar, dan Nasdem.

Kedua, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung Poros Cikeas yang beranggotakan Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN. Ketiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.

Dari ketiga paslon tersebut, nama Agus Harimurti Yudhoyono menjadi salah satu yang disorot publik. Bisa dikatakan, Agus tak ada dalam radar Pilkada DKI Jakarta yang gemanya sudah berlangsung satu tahun belakangan.

Agus pun disorot karena berpindah haluan karier dari dunia militer ke dunia politik. Dunia yang selama ini hanya digeluti Ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono dan adiknya, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Banyak yang menyayangkan hal tersebut. Bahkan beberapa menuding Agus dikorbankan oleh elite partai untuk terjun ke dunia politik dan mengorbankan karier militernya yang cemerlang.

Pria berusia 38 tahun ini pun menjawab dan mengaku keputusannya mengemban jabatan di pemerintahan diambilnya tanpa paksaan. "Seorang pemimpin harus mengambil keputusan, dan tanpa tekanan dari siapa pun saya telah mengambil keputusan ini," ujarnya, Jumat (23/9).

Keputusan tersebut, lanjutnya, diambil dalam waktu terbatas. Saat mengucapkan perpisahan dengan TNI, Agus tak kuasa menahan air matanya.

"Hari ini adalah hari bersejarah dalam perjalanan hidup saya. Tepatnya jam 01.00 WIB tengah malam, saya harus tentukan pilihan dan ambil keputusan yang tidak mudah. Apakah saya jalankan karier saya di militer atau jalani di lingkungan berbeda," katanya.

"Saya sangat memahami mungkin banyak yang merasa sedih, menyayangkan serta mempertanyakan keputusan yang saya ambil tersebut. Tapi dengan hati yang tulus, saya meyakinkan rasa cinta dan bangga saya terhadap TNI yang telah melahirkan dan juga menempa saya tidak akan pernah terganti," ujar Agus.

"Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini izinkan saya mengucapkan terima kasih, hormat, dan juga bangga saya terhadap para atasan dan juga senior yang telah membimbing saya selama ini, juga kepada rekan- rekan perwira yang telah bekerja bersama serta seluruh prajurit yang telah saya bimbing," katanya.

Dengan keputusan itu, Agus pun tak mungkin lagi kembali ke lingkungan TNI. Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan anggota TNI aktif yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah dalam pilkada serentak 2017 mendatang, harus mengundurkan diri sebagai anggota TNI.

Hal ini sesuai dengan amanat UU. "Secara resmi dia (Agus) sudah mendaftar (sebagai cagub DKI). Dengan demikian, sudah tidak bisa kembali lagi menjadi anggota TNI," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement