Selasa 23 May 2017 05:00 WIB

Misi Berat di Piala Sudirman

Wartawan Senior - Nurul Hamami
Foto: Republika/ Wihdan
Wartawan Senior - Nurul Hamami

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Senior Republika, Nurul S Hamami

29 Mei 1989. Susy Susanti diharapkan bisa kembali membuka peluang Indonesia yang sudah ketinggalan 0-2 dari Korea Selatan. Ini partai ketiga final Piala Sudirman di Istora Senayan, Jakarta. Jantung para suporter Indonesia berdegup kencang. Susy yang baru berusia 18 tahun menghadapi pemain yang sudah berpengalaman, Lee Young-suk.

Gim pertama Susy menyerah 10-12. Nasib tuan rumah pun sudah di ujung tanduk. Tapi, di gim kedua “dewi fortuna” berpihak pada Susy. Dengan perlawanan yang ulet, dia mampu merebut gim ini 12-10 dan memperpanjang napas kubu Merah Putih. Bagai disambar petir, Lee 'mati kutu' di gim ketiga. Susy unggul telak 11-0. Kabarnya ada tekanan berat dari manajer tim  Korsel kepada Lee yang membuatnya kehilangan permainan.

Dengan sumbangan satu poin dari Susy, partai keempat pun dimainkan. Eddy Kurnawan yang menjadi andalan di tunggal putra, seakan mendapat kekuatan ekstra dari sukses Susy. Dia tampil penuh percaya diri untuk menghancurkan Sung Han-kuk 15-4, 15-3. Skor menjadi imbang 2-2.

Susy effect menular ke Eddy Hartono dan Verawaty Fajrin. Tampil di partai kelima, ganda campuran, mereka menggebuk Park Joo Bong yang berpasangan dengan Chung Soo-young 18-13, 15-3. Indonesia pun juara pada perhelatan pertama Piala Sudirman ini.

Kempong, panggilan Eddy Hartono, dan Verawaty menebus kekalahan mereka di dua partai awal yang membuat Indonesia sempat ketinggalan 0-2. Kempong yang berpasangan dengan Rudy Gunawan, pada partai pertama menyerah kepada Park Joo-bong/Kim Moon-soo 9-15, 15-8, 13-15. Sedangkan Verawaty yang berpasangan dengan Yanti Kusmiati kalah dari Hwang Hye-young/Chung Soo-young 12-15, 6-15.

Dua puluh delapan tahun berlalu, Susy kembali tampil di Piala Sudirman. Tentu saja kali in tidak di dalam lapangan. Tapi, di luar lapangan, meramu strategi jitu bagi Indonesia bersama tim pelatih pelatnas yang dibawahinya. Sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy memimpin langsung tim Indonesia yang sedang mencoba membawa pulang kembali Piala Sudirman dari tangan Cina.

Tak mudah

Dengan materi pemain yang ada, memang tidak mudah untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di kejuaraan beregu yang mengambil nama tokoh bulu tangkis dunia asal Tanah Air ini. Misi yang berat bagi Susy. Dia pun cukup realistis ketika ditanya peluang dan target Indonesia. Sampai ke semifinal sudah bagus, kata dia.

Ada dua 28 negara yang berlaga di Gold Coast, Australia, 21-28 Mei ini. Namun, yang berhak untuk merebut Piala Sudirman hanya 12 negara. Mereka berada di Grup 1 yang dibagi lagi menjadi empat subgrup dengan masing-masing diisi oleh 3 negara. Sedangkan, delapan negara bergabung di Grup 2 yang dibagi lagi menjadi dua subgrup, dan juga delapan negara berada di Grup 3 yang terdiri dari dua subgrup.

Indonesia yang diunggulkan di tempat ke-5, berada di Grup 1D bersama unggulan kedua Denmark dan unggulan ke-9 India. Denmark mengalahkan India 4-1 di pertandingan pembuka Grup 1D, Senin (22/5). Sedangkan, Indonesia baru akan turun Selasa (23/5) meladeni tantangan India dan sehari kemudian melawan Denmark sebagai partai penutup penyisihan grup. Juara dan runner-up grup berhak lolos ke perempat final.

Susy membawa 20 pemain ke Gold Coast, masing-masing sepuluh putra dan putri. Sektor tunggal putra diisi oleh Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Keduanya sekarang ini menjadi andalan Indonesia ke depan setelah era Tommy Sugiarto. Meski belum mampu meraih gelar tahun ini, Jonatan dan Anthony tetap dipercaya untuk merebut satu poin. Harapan itu ada di tangan Anthony yang bisa menembus semifinal sejumlah turnamen grand prix gold dan superseries.

Ganda putra diwakili oleh enam pemain. Mereka masing-masing Kevin Sanjaya Sukamuljo dan pasangannya Marcus Fernaldi Gideon, Angga Pratama dan Ricky Karanda Suwardi, serta Mohammad Ahsan-Rian Agung Saputro. Kevin/Marcus yang mencatat hattrick di tiga turnamen tahun ini yakni All England, India Terbuka, dan Malaysia Terbuka, tetap menjadi andalan. Angga/Ricky akan menjadi pelapis pertama yang menyangga Kevin/Marcus, disusul oleh Ahsan/Rian.

Untuk mengamankan poin di ganda campuran, Indonesia menurunkan Praveen Jordan, Tontowi Ahmad, Debby Susanto, dan Gloria Emanuelle Widjaja. Susy tak mau mengambil risiko dengan tetap membawa Liliyana Natsir yang masih dibekap cedera. Sebagai penggantinya, Gloria siap dipadukan dengan Tontowi.

Namun, sektor ganda campuran bukan tanpa masalah. Jordan baru saja sembuh dari sakit sepekan sebelum keberangkatan ke Gold Coast Rabu (17/5) malam lalu. Belum bisa dipastikan apakah kekuatannya sudah pulih sediakala atau belum. Sementara, Tontowi/Gloria yang sudah coba dipasangkan di sejumlah turnamen tahun ini, belum menunjukkan performa yang bagus. Mereka hanya sekali mencapai semifinal yakni di turnamen seri grand prix gold Malaysia Masters pada Januari lalu.

Di tunggal putri, Susy membawa serta tiga pemain yakni Fitriani, Dinar Dyah Ayustine, dan Gregoria Mariska. Di antara ketiganya, Fitriani menjadi andalan utama. Dari sisi peringkat dunia, Fitriani juga yang paling tinggi yakni di peringkat 23. Sedangkan, Dinar di posisi 40 dan Gregoria ada di peringkat ke-72.  Tahun ini Fitriani mampu menembus perempat final Malaysia Masters serta semifinal Syed  Modi International dan Swiss Terbuka.

Sektor ganda putri jelas kehilangan kekuatan dengan masih absennya Nitya Khrishinda Maheswari. Pasangan main Greysia Polii ini masih belum pulih benar dari pascaoperasi lututnya bulan Desember lalu. Sepanjang tahun ini Nitya belum turun di turnamen-turnamen yang digelar Federasi Bulu Tangkis Dunia.

Selain Greysia, Susy membawa empat pemain ganda putri. Mereka masing-masing Della Destiara Haris, Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda, dan Apriani Rahayu. Pasangan main Anggia, Ni Ketut Mahadewi Istarani tidak disertakan karena masih belum fit 100 persen akibat cedera lututnya. Posisinya digantikan oleh pemain muda Apriani Rahayu.

Sejauh ini Apriani sudah pernah dimainkan dengan Anggia dan Della. Bersama Anggia di All England dan Swiss Terbuka hanya mencapai babak kedua. Sementara, berpasangan dengan Della mampu sampai perempat final di Thailand Masters.

Melihat materi pemain yang dimiliki, satu nomor yang paling berpeluang besar merebut poin ada di ganda putra. Sedangkan ganda campuran masih 50-50. Bahkan, meminjam istilah Susy, ganda putra wajib menang dan menyumbang poin dalam setiap pertandingan. Dari catatan prestasi yang dicapai Kevin/Marcus, semestinya satu poin dari ganda putra sudah di tangan. Angga/Ricky juga bisa diandalkan dengan lawan-lawan yang biasa mereka hadapi.

Dengan absennya Liliyana Natsir, nomor ganda campuran tentu tak setangguh tahun lalu. Jordan/Debby tahun ini belum menunjukkan hasil memuaskan. Mereka hanya mampu mencapai final di Swiss Terbuka, perempat final Singapura Terbuka, babak kedua Malaysia Terbuka, dan babak pertama All England. Padahal, tahun lalu Jordan/Debby juara di All England.

Seperti halnya ganda campuran, sektor tunggal putra juga masih 50-50 untuk menyumbangkan poin. Jonatan dan Anthony sejauh ini masih mentok bila bertemu dengan pemain-pemain yang sudah lebih berpengalaman dari mereka. Apalagi bila menghadapi pemain-pemain dari Cina, Denmark, Jepang, Malaysia, dan juga India. Harapannya, kedua pemain masa depan Indonesia ini bisa membuat kejutan berarti.

Untuk sektor ganda putri dan tunggal putri agaknya masih sulit untuk berharap banyak. Terutama di tunggal putri. Fitriani, Dinar, dan Gregoria kelasnya masih di bawah pemain-pemain elite dunia. Mereka masih perlu pengalaman lebih banyak lagi turun di turnamen-turnamen internasional.

Di atas kertas, kekuatan Indonesia di lima nomor memang pincang. Tidak ada tiga nomor yang amat dominan di antara negara lain. Padahal, untuk bisa merebut kemenangan demi kemenangan, setidaknya mesti memiliki andalan di tiga nomor. Saat ini yang paling bisa diandalkan menyumbang poin hanyaah ganda putra. Berat memang untuk membawa pulang kembali Piala Sudirman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement