REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Selamat Ginting*
Seperti Isabel Peron, presiden yang digulingkan, kini Argentina sedang menangis. Tim nasional Argentina berada di ujung tanduk, setelah draw 1-1 lawan Islandia dan takluk 0-3 di tangan Kroasia.
Piala Dunia 2018 kali ini seperti duka bagi tim Tango. Berbeda dengan 40 tahun lalu, saat mereka bersuka cita dengan gelar juara dunia untuk pertama kalinya. Mereka tertawa dan Belanda menangis.
Junta militer Jenderal Devila turut membuat andil besar membawa Argentina menjadi juara dunia 1978.
Bintang Belanda, Johan Crujff tak berani datang ke Argentina, tuan rumah Piala Dunia 1978. Rumah Crujff di Bercelona didatangi, ia ditodong pistol, keluarganya disekap.
Hotel tim Belanda saat waktunya tidur malam, jelang laga final lawan tuan rumah, diganggu bunyi bisingnya helikopter militer yang terbang di atas hotel. Sehingga pemain Belanda sulit tidur. Rezim Devila berdalih untuk menjaga keamanan.
Bus yang membawa tim Belanda menuju stadion, dibuat kesasar di Buenos Aires. Kemudian dilempari supporter (militer) Argentina.
Tim Belanda diminta masuk ke lapangan pertandingan lebih dahulu. Dibiarkan 10 menit di lapangan untuk disoraki.
Kapten tim Argentina Daniel Pasarela memrotes wasit sebelum pertandingan dimulai. Minta perban pemain Belabda Van de Kerkof dilepas. Padahal pada pertandingan sebelumnya Kerkof pun sudah gunakan perban di tangannya yang cidera. Psywar!
FIFA dipaksa mengganti wasit yang akan memimpin pertandingan final.
Itulah beberapa fakta yang membuat Presiden Jorge Devila tertawa.
*) Penulis adalah jurnalis republika