REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Indonesia boleh gagal tampil ke Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Namun, animo masyarakat Indonesia untuk menonton Piala Dunia tetap tinggi.
Hal ini tercermin dari hasil penelitian terhadap populasi televisi Indonesia selama babak penyisihan. AC Nielsen, perusahaan yang bergerak dalam riset informasi konsumen dan media, merilis, Indonesia berada di posisi teratas kepemirsaan televisi Piala Dunia 2010 di antara 32 negara di dunia, baik yang lolos maupun tidak, ke putaran final.
"Selama 11-24 Juni, lebih dari 40 persen populasi televisi di Indonesia menonton Piala Dunia 2010," ujar Catherine Eddy, Direktur Eksekutif Riset Konsumen Nielsen, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/6).
Penelitian ini mengungkap, rerata pemirsa partai penyisihan Piala Dunia 2010 di Indonesia mencapai 2,2 juta pasang mata per hari, atau sekitar 25,2 persen dari total penonton televisi pada saat pertandingan-pertandingan tersebut disiarkan. Uniknya, tiap penonton Piala Dunia 2010 hanya menyaksikan 43 menit dari keseluruhan paket acara.
Partai Portugal versus Brazsl menjadi pencetak rekor yang berhasil menyedot 4,7 juta penonton. Duel negara penjajah dan jajahan itu merebut 36,8 persen pangsa pasar dan mencatat rating 9,4 persen.
Sementara itu, Portugal, Argentina, Korea Selatan, dan Italia menjadi negara yang paling diminati dalam 10 pertandingan dengan penonton terbanyak. "Sejumlah partai PD 2010 juga berhasil mengalahkan perolehan penonton program reguler seperti sinetron atau reality show. Sejak Piala Dunia bergulir, pertandingan-pertandingannya mendominasi deretan tayangan televisi yang paling banyak ditonton," papar Eddy.
Nielsen melakukan riset ini terhadap populasi televisi sebanyak 49,5 juta jiwa dengan usia di atas lima tahun di Jakarta, Surabaya, Medan Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, dan Banjarmasin. Struktur penonton Piala Dunia tetap didominasi kaum lelaki, berusia 30 tahun ke atas dan dari keluarga menengah ke bawah.