Ahad 10 Jun 2018 20:00 WIB

Oleh-Oleh Pulang Mudik dan Jaringan Pasar Desa Online

Bumdes maju di era 4.0 tak mustahil menjadi awal kemakmuran desa

Prof Dr Haryono Suyono
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Prof Dr Haryono Suyono

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Prof Dr Haryono Suyono*

Hari-hari ini banyak sahabat dan saudara kita pulang mudik, melepaskan rindu pada suasana indah di kampung. Kegiatan ini juga sekaligus mengisi liburan panjang dan bertemu saudara yang dengan setia menunggu orang tua dan sanak keluarga yang memilih tinggal di kampung karena sudah berumur atau setia dengan kasih sayang menunggu nenek dan kakek yang memilih tinggal di kampung.

Syukur saat ini ada kecenderungan yang berkembang, satu dua keluarga yang selama ini memilih tinggal di kampung, dalam dua tiga tahun ini mulai berpikir pulang kampung karena kesempatan hidup di desa bertambah baik. Banyak dana desa yang mengalir deras ke kampung guna membangun sarana di desa dan membantu pemberdayaan masyarakat desa. Kesempatan baru yang makin terbuka diharapkan mengubah kampung halaman menjadi makin segar sehingga aliran balik keluarga desa yang semula berbondong ke kota, makin bertambah marak berupa arus balik ke desa karena merasa bangga hidup salam suasana kota di desa – bangga suka desa.- menikmati hidup damai sejahtrera.

Dalam suasana seperti ini, tatkala seorang pegawai negeri muda datang ke rumah pamit pulang kampung ke Pacitan, membawa ransel kecil hanya isi bajunya, isteri saya, Ibu Haryono,  setengah kaget bertanya dimana oleh-oleh untuk isteri dan anaknya yang tinggal di kampung. Dengan spontan anak muda itu menjawab bahwa sekarang tidak perlu lagi bawa kue sebagai oleh-oleh karena di kampungnya banyak penduduk bikin dan menjual kue yang sama enaknya dengan kue dari kota tetapi harga lebih murah. Mereka belajar dari mahasiswa KKN Posdaya yang tinggal di kampung selama satu bulan lebih dan menghasilkan ahli-ahli kue yang sekarang jualan dengan harga yang lebih murah, tidak perlu kita nenteng membawa kue di kereta atau di bus. Begitu juga dengan baju anak-anak, sudah dibelikan di kampung oleh ibunya karena modelnya canggih tidak kalah dengan model kota yang berasal dari Jakarta.

Sambil senyum anak muda itu bilang, bahwa yang ada dalam tasnya malah lembaran “pulsa hp” dalam aneka harga yang akan dibagi kepada teman-temannya sebagai hadiah Lebaran dari kota karena selama ini hidupnya yang sepi dari istri dan anak selalu terhibur melalui WA dan Twitter dari sahabat dan saudaranya. Lebih dari itu, setelah Hari Raya nanti, dan setelah kembali ke Jakarta, teman dan saudaranya akan tetap bersambung lewat WA atau sistem lain yang hemat pulsa. Hidupnya akan tetap nyaman karena serasa tidak jauh dari kampung dan sanak keluarganya. Hadiah pulsa itu harganya di Jakarta maupun di kampung sama saja, tetapi membawanya tidak ribet. Oleh-oleh tersebut lebih berharga bagi “sahabat maya” yang akrab setiap waktu.

Dalam percakapan pamitan yang sangat akrab tersebut,  anak muda itu memohon restu karena ingin mengajak temannya sekampung membangun “perdagangan on-line” produk-produk desa yang makin bervariasi. Karena itu, selain oleh-oleh pulsa, dia membawa paket sistem perdagangan online lengkap yang dipelajarinya dari Kursus Dagang Online yang diberikan oleh Yayasan Anugerah di Jakarta. Diapun telah mencatat nomor telepon bos dan kawan-kawannya asal sekampung di Jakarta yang akan selalu rindu kampung halaman. Kepada mereka akan ditawari produk lokal yang akan dikirim langsung dari kampung. Rencana itu akan dibahas selama liburan dengan kawan mitranya di kampung. Produk itu tidak akan dikirim kepadanya di Jakarta tetapi dikirim langsung setelah pemesan membayar. Baginya liburan kali ini bisa disebut muhibah “dagang modern” yang kalau berhasil akan menjadi awal dari jaringan desa kota yang menguntungkan.

Rancangan membuat perdaganan online ini sudah matang sehingga setelah Hari Raya tidak mustahil rekan-rekannya di desa “melek IT” akan bisa langsung mulai menarik pesanan online yang bertambah marak. Apalagi kalau Bumdes di desanya telah maju, penduduk desa bisa diajak memasuki zaman 4.0 yang merambah desa, menjadi awal kemakmuran keluarga desa yang menikmati kerja sama saling menguntungkan dengan keluarga kota, menikmati keunikan desa melalui sistem modern.

Garapan lain yang ada di benaknya adalah menyambut kegiatan pembangunan desa yang dia tahu sedang digiatkan dengan pengembangan embung desa, sarana olahraga serta pembentukan Bumdes dan Prukades di desa dan kawasan perdesaan. Pengalamannya di Jakarta mengikuti kegiatan yang di dengarnya setiap saat bertandang ke rumah, sarana embung desa dapat dikembangkan menjadi sarana rekreasi yang menarik. Embung desa bisa dijadikan taman di sekitar sawah dan ladang sehingga bisa berfungsi sebagi taman rekreasi yang ditanami pohon-pohon rindang yang sekaligus menjadi pelindung persediaaan air agar lebih lestari guna persediaan untuk menyiram tanaman di sawah yang dalam musim kering diubah menjadi ladang dengan tanaman yang kebutuhan airnya tidak tinggi. Taman rekreasi bisa dilengkapi dengan tempat pemeliharaan ikan untuk hiburan pancingan yang menarik wisata.

Anak muda ini juga akan berusaha mengajak rekan-rekannya yang akhir-akhir ini telah membentuk kelompok generasi muda mandiri di kampungnya untuk bergaul dengan rekan-rekan anak muda yang sedang sekolah di sekolah kejuruan untuk bersama-sama membangun selama masih sekolah bersama orang tuanya agar setelah lepas sekolah usahanya sudah mulai maju dan menampung “orang kaya baru” yang berkembang karena pembangunan dengan dana desa yang melimpah. Anak-anak muda tersebut diajak menjadi inovator amatir di desa membangun usaha dengan mengolah produk tradisional menjadi produk modern dengan isian tradisional yang dipasarkan dengan menyelenggarakan event-event menarik di sarana olah raga yang sudah dibangun di desa.

Event-event bernuansa kota yang disajikan di desa itu diharapkan menyedot banyak penduduk desa yang makin makmur dan memerlukan hiburan segar yang vriatif serta lebih sering sehingga sarana olah raga yang sudah dibangun tidak pernah sepi dari kegiatan olah raga dan seni yang menarik serta menyajikan hiduran murah meriah, bukan hanya untuk anak muda tetapi juga orang tua yang setapak demi setapak berubah menjadi masyarakat kota tetapi tetqp tinggal di desa yang nyaman karena aman dan tenteram.

Generasi muda desa dan bakat-bakat seni dan olah raga akan dipromosikan bersama teman-temannya yang selama beberapa bulan ini telah mengadakan hubungan dengannya melalui gagasan-gagasan segar yang dikutipnya dari gaya rekan-rekan di Jakarta yang sesungguhnya kalau mau dengan mudah bisa ditiru dan dikembangkan di kampungnya. Suatu tekad modernisasi dalam seni dan olah raga yang menghidupkan hubungan timbal balik antara anak muda yang tumbuh dengan dinamikan sangat tinggi.

Suatu proses modernisasi desa yang dalam tiga tahun ini mendapat dukungan dana desa yang melimpah dan mengalir dengan pasti ke desa guna membagun sarana sosial seperti Posyandu dan PAUD serta sarana ekonomi seperti jalan dan pasar yang bisa menampung kreativitas bisnis yang makin berkembang di desa diikuti munculnya kekuatan jariangan komunikasi modern yang memungkinkan penjualan produk dengan sistem digital online ke berbagai pasar potensial di luar desanya. Semoga.

*Ketua Tim Pakar Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi RI.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement