Rabu 07 Aug 2019 12:40 WIB

Modernisasi Rusia Dimulai Dari Pajak Pria Berjenggot

Rusia maju dengan mengatur semua ekpresi warganya, termasuk soal jenggot.

Monumen Peter The Great Rusia
Foto: wikipedia
Monumen Peter The Great Rusia

Oleh: DR Denny JA, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia

Para pria dianjurkan tidak berjenggot. Bagi yang bersikeras tetap berjenggot, mereka dikenakan pajak, sesuai dengan status sosial dan profesi.

Jika mereka pengusaha dan pedagang, besarnya pajak 100 rubles setahun. Jika mereka pegawai pemerintah, pajak untuk tetap berjenggot sebesar 60 rubles setahun. Jika mereka bukan keduanya, dan tinggal di kota, pajak berjenggot 30 rubles per tahun. Namun jika mereka penduduk desa, hanya dikenakan denda sebesar dua setengah koveks setiap kali mereka ke kota.

Yang sudah membayar pajak berjanggut diberikan sebuah token. Kemanapun pergi, token lunas pajak berjanggut itu dibawa. Polisi dikerahkan untuk memeriksa dan menindak.

Ini suasana di Rusia di bawah kekuasaan Peter The Great, di abad ke 17. Di era itu, jenggot menjadi simbol paling nyata dari orientasi hidup yang ortodoks, tidak modern, dipenuhi oleh tata nilai nilai tradisi yang tak sejalan dengan sikap hidup pembangunan.

Sang raja, Peter The Great terobsesi menjadikan Rusia negara terbesar di dunia. Pilihan sudah ditetapkan. Ialah modernisasi segala bidang. Bagi Peter, itu artinya westernisasi: membawa Rusia ke jalan peradaban barat!

Peter sengaja menghabiskan waktu belajar ke dunia barat. Ia menyamar tidak sebagai raja. Betapa ia tercengang. Budaya Barat lebih maju dan lebih superior.

Pulang dari Barat, ia bertekad membaratkan kuktur dan segala dimensi Rusia secara sistematis, dan massif. Mulai dari soal administrasi pemerintahan, perdagangan, dunia sosial, bahkan cara berpakaian dan penampakan fisik ia perhatikan.

Hasilnya? Rusia memang tumbuh menjadi negara terbesar di era itu. Peter pun oleh zamannya, dan sejarahwan diberi label “the Great,” besar, akbar! Jadilah ia Peter The Great.

                 *****

Saya pergi ke Rusia tahun 2012. Ketika tour keliling kota Moskow, tak ada patung lebih tinggi dari patung akbar itu: patung Peter The Great.

Patung itu kini menjadi patung tertinggi dunia kedelapan. Ia setinggi 98 meter. Berat total patung itu diduga 1000 ton. Unsur besinya saja seberat 600 ton. Patung itu berdiri tahun 1997.

Ujar pemandu, bagi kami penduduk Rusia, bapak bangsa kami adalah Peter The Great, bukan Lenin yang membangun komunisme. Tambahnya lagi, Peter the Great membuat Rusia menjadi bagian peradaban barat. Lenin datang membuat Rusia menjadi alternatif dunia Barat.

Tapi kini komunisme hanya membawa kebangkrutan. Reformasi di Rusia kembali pada titik semula, mengikuti pedoman Peter The Great. Yaitu membuat Rusia kembali pada peradaban barat.

Sayapun mengunjungi kota terbesar kedua di Rusia: Petersburgh. Ini kota bahkan memakai nama Peter the Great menjadi nama kota.

Ini sungguh kota budaya. Berdiri 4000 bangunan yang bernilai sejarah, jejak dari era Peter the Great, bahkan era sebelumnya. Kota ini memiliki 221 museum. Juga ada 2000 perpustakaan, 80 gedung teater, dan 45 gedung bioskop.

Saya pun terkesima dengan museum seni Hermitage Museum. Ia dianggap museum seni terbesar di dunia, hanya kalah dari Luvre di Paris. Berjam- jam saya menghabiskan waktu di situ. Ada 120 ruang hanya untuk melihat koleksi luksan, patung dan artifak seni dunia barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement