Oleh :Tjahja Gunawan , Penulis Senior dan mantan Jurnalis Kompas
Waktu Muhammad Subarkah kirim WA ke saya tentang cover bukunya berjudul "Tawaf Bersama Rembulan", saya langsung tanya: "Ini buku novel?"
"Bukan," jawabnya pendek. Tapi ketika itu Barkah juga tidak menjelaskan isi buku itu. Mungkin dia sengaja supaya bikin saya dan orang lain jadi penasaran. Sebelum dipasarkan secara resmi pada acara Islamic Book Fair (IBF) di JCC tanggal 26 Februari 2020, Barkah nampaknya sengaja membocorkan secara perlahan dan halus tentang buku karyanya itu kepada para sahabat dan koleganya termasuk kepada saya.
Terus terang saya akui, buku ini judulnya sangat puitis cenderung romantis sehingga bisa membuat orang lain penasaran untuk mengetahui isi buku ini. Sebelumnya ketika membaca judul bukunya, saya membayangkan ini pasti pengalaman religius penulis ketika naik haji bersama orang tercinta.
Apalagi sebelum buku ini dilaunching, Mas Barkah dengan bangga dan genit sengaja posting di akun FB-nya tentang foto dia bersama artis beken dan cantik bintang lux dan pesohor: Atiqah Hasiholan. Di foto tersebut, Atiqah tampak sedang menggenggam bukunya "Tawaf Bersama Rembulan".
Keterangan Gambar: Atiqah Hasiholan
Imajinasi saya langsung membayangkan, "Wah jangan-jangan Muhammad Subarkah benar-benar pernah pergi haji/umroh bersama Atiqah". Betapa bahagianya dia. Lalu saya bergumam sendiri waktu itu, "Pantesan dia bikin judul bukunya sangat puitis dan romantis; Tawaf Bersama Rembulan". .
Eeeh alaaaah... Setelah saya buka lembar demi lembar buku tersebut di pameran IBF stand Republika Publishing di JCC Senayan pada hari Kamis lalu (27/2), tidak ditemukan kisah kasih perjalanan haji/umroh Barkah dengan Atiqah.
Bahkan melalui telepon kemudian memberi tahu bahwa kala ke Mekkah untuk berhaji dengan malah mengaku hanya sempat bertemu ibunya Atiqah, yakni Ratna Sarumpaet. Keduanya bertema di Supermarket Bin Dawood yag berada di kawasan Sisyah usai masa puncak haji.
Barkah mengaku kenal Atiqah sejak kecil, saat dia sebelum melanjutkan sekolah menengah dan dan kuliah di Australia. Waktu itu dia tinggal bersama ibunya yang jadi markas Grup Teater 'Satu Merah Panggung' yang sangat kritis melawan rezim Orde Baru. Kelompok teater ini menampilkan lakon legendaris mengenai kasus 'Marsinah', seorang buruh perempuan pabrik jam tangan di Sidoarjo yang tewas mengenaskan karena memprotes kebijakan soal tenaga kerja.
Nah disitulah saya berkesimpulan: Wah rupanya itu bagian dari strategi dan gimmick marketing pre launching buku karya Mas Barkah. Dia sudah berhasil membuat saya penasaran dan membuat saya keliru membayang perjalanan Barkah dengan Atiqah pergi haji/umroh.
****
Walaupun saya belum tuntas mrmbaca kata demi kata di buku tersebut, tetapi beberapa bab sudah saya baca sampai tuntas. Terutama bab yang menceritakan tentang Snouck Hurgronje, Ojek Mekah dan 'Het Mekkansche Feest'. Juga cerita tentang Jejak Haji Soeharto dalam Ingatan Muslim Bosnia serta Kisah tentang "Haji Politik" Jokowi pada tahun 2014 (ini judul dari saya).
Semula saya datang ke ajang IBF, selain ingin silaturahim juga penasaran sekaligus ingin ngobrol dg Mas Barkah tentang persamaan dan perbedaan perjalanan haji yg dilakukan Snouck Hurgronje, Soeharto dan Jokowi.
Namun sayang, rencana meet up dengan Mas Barkah batal karena dia datang beberapa jam kemudian karena terjebak macet lalin Jakarta, sementara saya harus segera kembali ke BSD menjalankan tugas rutin sebagai marbot mesjid...he...he...
Tadinya kalau bertemu Barkah, saya cuma mau bilang bahwa Snouck Hurgronje sengaja mempelajari Islam dan pergi ke Mekkah hanya untuk bekal mengadu domba umat Islam terutama umat muslim dan kalangan pribumi di Indonesia.
Dan strategi Hurgronje ini dinilai berhasil. Belanda berhasil menjajah Indonesia selama 350 tahun. Akibat lamanya Belanda menjajah negeri ini, sebagian sifat buruk penjajah telah ikut diwariskan kepada sebagian generasi anak bangsa hingga sekarang. Diantaranya sifat buruk sebagian masyarakat kita yang suka mengadu domba (devide et impera) diantara sesama komponen anak bangsa.
Ahli antropologi Kuntjaraningrat telah lema mencatat ciri-ciri dan dengan terang benderang membeberkan karakter masyarakat Indonesia secara rinci. Sangat boleh pemahaman ilmu agama Islam yang dikuasai Hurgronje lebih mumpuni dibandingkan umat Islam Indonesia pada umumnya, namun sayangnya pengetahuanya itu digunakan untuk tujuan jahat menjajah Indonesia dengan strategi mengadu domba dan menghancurkan umat Islam dari dalam.
Catatan lain tentang Buku Mas Barkah ini yakni tentang perjalanan haji yang dilakukan Presiden RI ke-2 Soeharto dan Presiden RI ke-7 Jokowi. Seperti diketahui, Soeharto pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji bersama almarhum Ibu Tien Soeharto pada tahun 1995, atau tiga tahun menjelang kejatuhannya setelah dia berkuasa selama 32 tahun.
Sementara Jokowi pergi ke Mekah ditengah hiruk pikuk kampanye Pilpres tahun 2014. Sementara Soeharto naik haji setelah yang bersangkutan hijrah dari "dunia hitam" ke "dunia putih". Sangat boleh jadi perjalanan Soeharto dan istri ke Tanah Suci waktu itu, merupakan bagian dari proses pertaubatan torehan setelah yang bersangkutan mendapat hidayah Allah SWT. Wallahu a'lam bhisawab.
Selamat atas penerbitan buku Tawaf Bersama Rembulan. Semoga Mas Barkah juga bisa segera merampungkan buku biografi tokoh politik, figur senior yang dihormati di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang juga mantan Ketua Umum Golkar, Akbar Tandjung. Tabik!