Ahad 08 May 2016 10:33 WIB

Digigit Ular Berbisa, Ini Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan

 Ular kobra (ilustrasi)
Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Ular kobra (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Peristiwa tewasnya seorang penyanyi dangdut karena digigit ular kobra yang dibawanya ke atas panggung tentu masih kita ingat.

Menanggapi hal ini, Yayasan Sioux Indonesia yang bergerak di bidang konservasi dan edukasi terhadap ular memberikan beberapa tips pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika ada kerabat atau orang tergigit ular berbisa.

"Penanganan pertama itu balut anggota badan yang tergigit dengan perban elastis. Kemudian kita buat luka baru di dekat luka gigitan. Buat luka dengan menyayat secara vertikal. Jangan horizontal karena akan memotong urat nadi. Kemudian kita pijat sekitar daerah sayatan tersebut untuk mengeluarkan bisa ular yang masuk di peredaran darah. Lalu siram dengan air hangat," kata Acho, anggota Sioux Indonesia kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Ia juga menambahkan, ketika digigit ular usahakan untuk tetap tenang. Karena jika panik, jantung akan berdegup lebih kencang yang membuat aliran darah lebih kencang. Dan hal tersebut dapat mempercepat penyebaran bisa dari ular.

"Untuk pembuatan luka sayatan, harus secara vertikal. Jangan horizontal. Pernah ada kasus orang digigit king kobra dia melakukan teknik tersebut tapi salah arah. Dia buat luka secara horizontal, akhirnya dia meninggal bukan karena bisa ular, tapi karena kehabisan darah," tambahnya.

Ia juga memaparkan bahwa ular berbisa di darat dan laut memiliki perbedaan dalam melakukan tindakan pertolongan.

"Jika digigit oleh ular berbisa yang terdapat di laut, pertolongan pertamanya adalah amputasi di tempat. Karena jika tidak diamputasi bisa akan menyebar ke seluruh tubuh atau membuat anggota badan membusuk," tuturnya.

Menurutnya, korban yang meninggal akibat tergigit oleh ular banyak diakibatkan oleh ketidakpahaman mengenai tindakan pertolongan pertama. Banyak korban yang memilih untuk menunggu dilarikan kerumah sakit. Hal tersebut justru dapat memperbesar risiko kematian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement