REPUBLIKA.CO.ID,
BANDUNG -- Selama sepakan, (16-22/6) lalu, untuk ketiga kalinya Syamsi Dhuha Foundation (SDF) bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra. Kedua lembaga berusaha membekali delapan anak penyandang low vision dengan pelatihan komputer bicara. Termasuk pemberian motivasi dan kesempatan untuk saling berinteraksi di antara anak-anak tersebut serta orang tuanya.
Mengapa pelatihan komputer? Karena dunia tidak memberi toleransi terhadap perkembangan zaman yang begitu cepat, sehingga penyandang low vision pun harus memiliki keahlian yang sama dengan yang berpenglihatan 100%.
Selama sepekan, mereka menginap di basecamp SDF dengan melakukan berbagai kegiatan bersama, mulai dari makan pagi, belajar komputer, belajar berekspresi, berinteraksi & bermain bersama. Para peserta datang dari berbagai daerah : Medan, Jakarta, Bekasi, Karawang, dan Bandung.
Sekolahnya bervariasi, mulai dari SD hingga SMA. Ada yang hanya bisa melihat dengan sebelah matanya, ada yang hanya bisa melihat dengan lapang pandang yang sempit dan terbatas. Ada yang hanya bisa melihat dengan tajam penglihatan yang sangat rendah, ada yang harus berkaca mata tebal dengan minus yang terus bertambah dan sebagainya. Namun, nilai (value) yang coba dibangkitkan di SDF adalah, meskipun mereka memiliki keterbatasan penglihatan, namun tak harus membatasi jiwanya. Jiwa mereka harus tetap bebas berkreasi, bebas bermimpi untuk menjadi apa saja yang mereka inginkan dan bebas pula berinovasi.
Mereka coba dimotivasi untuk menjadi anak-anak yang low vision, bright passion. Maka tak heran pada sesi ekspresi, Brilian dari Karawang tampil bebas menari dengan gaya ala gangnam style.
Syahrul pun menyanyi dengan suara yang lantang, tanpa ragu-ragu melantunkan ‘Mataku Sehat’ dalam dua versi : Indonesia dan Inggris. Gery yang suka dengan bola pun, ingin bergabung dengan klub bola dan tetap semangat menonton team kesayangannya : MU dengan caranya sendiri dan tak ragu-ragu juga menetapkan Bahasa Inggris dan Matematika sebagai subjek favoritnya di sekolah. Hammad pun tak mau kalah berkreasi, dengan menggoreskan penanya membuat komik dan didorong untuk suatu saat bisa membuat komik si Lovi.
Ah! Betapa indahnya berinteraksi dengan mereka.... tanpa terasa, doa pun dipanjatkan agar anak2 itu bisa menggapai cita-cita-nya dan bisa seperti para seniornya yang walaupun low vision bahkan totally blind, bisa menjadi seorang professional, pendidik/pengajar, inovator, seniman, dll. Bahkan meskipun Lovi, ada yang bercita-cita untuk menjadi seorang fotografer da insinyur kereta api.
Banyak hal yang dapat dipelajari dari kehidupan ini, banyak wisdom & pemaknaan yang bisa memperkaya batin. Semua bisa diperoleh jika kita selalu berusaha membaca pesan Tuhan, mengungkap yang tersirat di balik yang tersurat. Menyelam lebih dalam & tak hanya sibuk di permukaan. Betapa luar biasanya ketika bisa melihat keindahan dasar samudra & langit yang luas tak bertepi. Akan selalu dapat ditemukan kelebihan dibalik kekurangan, akan selalu dapat dirasakan kekuatan dibalik kelemahan....