REPUBLIKA.CO.ID,
Syamsi Dhuha, Mentari Pagi
Fajar tak pernah merasa
malam teralu pekat untuk dikalahkan
Berkasnya selalu mencari sela,
terbit melalui pori-pori kegelapan
Ia adalah cikal bakal hari yang baru, berkas kecil yang tak mudah patah, tak mudah menyerah
Kelak, ia akan tumbuh lebih besar daripada kegelapan itu sendiri.
Menerangi langkah, menghangatkan kisah
Syamsi Dhuha mengandung arti fajar, dialah Sang Mentari Pagi. Pada Nama itu terkandung harapan dan keyakinan, semangat dan doa
Semoga nama tersebut dapat mendorong banyak peristiwa berpendar dari sela-sela kegelapan
Karena sepekat apapun, tak pernah ada kegelapan yang sama sekali tidak bercelah.
(Sundea)
****
Salam dan selamat pagi Sahabat,
Puisi di atas, yang ditulis Sundea, sahabat kami di Syamsi Dhuha Foundation (SDF), menjadi pembuka lembar pertama buku "Mentarimorfosa - SDF Satudasawarsa", yang diluncurkan Sabtu, 10 Mei 2014 lalu, di Bandung, bertepatan dengan World Lupus Day".
Harapan yang terus dibangun, perjuangan yang dilakukan tanpa lelah dan kerelaan untuk saling peduli dan berbagi menjadi untaian kisah, yang tidak hanya menarik untuk diceritakan namun juga berbalut banyak makna kehidupan.
Seperti filosofi sapu lidi, karena berbuat kebaikan yang dilakukan bersama, berdampak jauh lebih besar daripada jika dilakukan sendiri, maka buku ini diharapkan menginspirasi banyak orang mau berbuat sesuatu bersama, menjadi jembatan kebajikan dan mengumpukan bekal untuk sebuah pertemuan yang agung dengan-Nya kelak.
Selamat menikmati buku ini, selamat ber-Mentarimorfosa bersama SDF.
Terima kasih untuk dukungan, doa dan cinta yang diberikan sahabat sekalian dalam perjalanaan satu dasawarsa SDF.
Have a blessed week.
Salam - eko & dian
*bagi sahabat yang berminat memiliki buku ini, silahkan hubungi/sms Dewi 081320509446