REPUBLIKA.CO.ID,“The source of true happiness is in your heart. If you love only yourself you cannot be truly happy. Live for others, and then you will find true happiness… Happiness is in your ability to love others,” (Leo Tolstoy).
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA) cabangkota St Petersburg, pada Sabtu (27/10) bersilaturahim ke Imam Masjid Biru St Petersburg. Rusia.
Silaturahmi oleh para mahasiswa Indonesia ini dipimpin Ketua PERMIRA St Petersburg, Dennis Ardianto, Wakil Ketua PERMIRA Pusat, Ghozy Ul Haq, didampingi Konsul Kehormatan Indonesia untuk St.Petersburg, Mr Valery Anatolevich Radcenko beserta mahasiswa Indonesia lainnya. Mereka diterima Mufti Agung Hj Jaffar dari Masjid Biru.
Sesuai dengan kutipan pujangga besar Rusia, Leo Tolstoy, para mahasiswa Indonesia menyampaikan bahwa kedatangan mereka ke Masjid Biru ini adalah untuk ikut merasakan kebebasan toleransi yang sekarang berkembang pesat di Rusia. ''Kami ingin supaya semua bisa hidup rukun berdampingan tanpa saling melukai satu dengan yang lainnya, '' ujar Dennis Ardianto.
Mufti Agung Hj Jaffar menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas perhatian dari bangsa Indonesia. Masjid Biru di St Petersburg kerap mendapat kunjungan dan perhatian dari tamu-tamu Indonesia, begitu juga para petinggi Negara Indonesia. Disamping itu, ia menyampaikan bahwa sangat penting untuk menjaga kerukunan hidup antarumat beragama. Ia juga melontarkan pujiannya terhadap kerukunan umat beragama di Indonesia.
Para mahasiswa ini juga ikut menghadiri perayaan Idul Adha yang digelar di St Petersburg. Perayaan Idul Adha dilakukan umat muslim di St Petersburg pada Kamis 25 Oktober 2012. Shalat bersama dilakukan di Masjid terbesar di kota ini yaitu Masjid Biru. Meriahnya perayaan ini diikuti kurang 5.000 orang.
Masjid Biru St.Petersburg memiliki sejarah yang sangat penting bagi Rusia dan juga bagi Indonesia. Kedekatan Indonesia dengan warga St Petersburg diawali era tahun 50-an, saat Presiden Soekarno berkunjung ke Rusia (saat itu Uni Soviet). Soekarno singgah ke St Petersburg (Leningrad). Ketika Soekarno melewati jalan-jalan di kota ini terlihatlah bangunan seperti Masjid.
Soekarno meminta singgah sebentar di sana. Namun sayangnya, sampai waktu kunjungan habis, Soekarno tidak juga dibawa mengunjungi Masjid tersebut.
Sekembalinya ke Moskow, Soekarno ditanya Presiden Nikita Kruschev mengenai kunjungannya ke Leningrad. Soekarno mengatakan bahwa beliau sama sekali belum pernah ke St.Petersburg. Presiden Uni Soviet sempat heran dengan jawaban Presiden Soekarno yang baru saja kembali dari kota yang terkenal dengan keindahannya itu. Selidik punya selidik ternyata Soekarno kecewa karena tidak diizinkan mengunjungi Masjid Biru yang sebenarnya saat itu tidak difungsikan sebagai Masjid melainkan sebagai gudang penyimpanan barang barang.
Sekembalinya Soekarno ke Indonesia, Kruschev memerintahkan supaya Masjid Biru di Leningrad harus kembali difungsikan sebagai tempat ibadah kaum Muslim. Hal ini membuat warga St Petersburg gembira dan mengenang Soekarno sebagai orang yang berjasa menghidupkan kembali masjid ini.
Penulis: Ghozy Ul Haq (Mahasiswa di Rusia)
Rubrik ini bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia