REPUBLIKA.CO.ID, Saya dan suami, 40 tahun dengan dua anak (11 tahun dan 7 bulan) sedang bingung dalam mengelola keuangan keluarga.
Berawal dari hutang kartu kredit yang menumpuk dan berhasil kami lunasi dalam kurun beberapa tahun, membuat kami tidak memiliki uang simpanan/tabungan. Rumah masih dalam tahap cicilan dan akan lunas dlm waktu 5 tahun ke depan.
Saat ini kebutuhan yang ada di depan mata adalah dana pendidikan anak dan membeli mobil. Kami tidak tahu cara mengelola keuangan kami.
1. Apakah kami sudah saatnya memikirkan berinvestasi? jika iya, investasi apa yang sesuai dengan kondisi kami saat ini?
2. Apakah dengan keadaan keuangan kami seperti ini, aman untuk meminjam bank untuk membeli mobil bekas?
Mohon saran dan masukannya. Terimakasih.
Ibu Wiwied
Jawaban WF 19
Hallo Bu Wiwied :-)
Ketika kita lepas dari jerat hutang, ada sebuah kelegaan yang sempurna dalam keluarga kita. Saya mengapresiasi terhadap keluarga Anda yang sudah lepas dari jerat hutang, terutama hutang kartu kredit.
Tinggal sekarang bagaimana melunasi cicilan rumah dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Dengan kondisi saat ini dimana tidak adanya simpanan dan tabungan, hidup Anda seperti tidak leluasa bergerak dikarenakan ketiadaan aset. Sebetulnya ini momentum yang terbaik untuk ibu dan keluarga bangkit dari keterpurukan keuangan dengan merubah mindset atau pemikiran ibu dan keluarga.
Ketika saldo ditabungan berubah menjadi nol, maka tidak ada jalan yang paling baik selain mulai menambah saldo Anda. Terkait dengan pertanyaan Anda Apakah kami sudah saatnya memikirkan berinvestasi? Jika iya, investasi apa yang sesuai dengan kondisi kami saat ini?
Sebenarnya Anda sudah menjawab secara benar, memang sudah saatnya Anda berinvestasi. Tetapi sebelum berinvestasi, yang perlu Anda perhatikan adalah mempersiapkan dana darurat atau dana cadangan keluarga terlebih dahulu.
Sangat disayangkan Anda tidak memberikan data detail terkait kondisi keuangan Anda, misalkan gaji suami, penghasilan lain di luar gaji atau usaha Anda, jika Anda dan keluarga berprofesi sebagai wirausaha berapa penghasilan rata-rata Anda per bulan dan seterusnya.
Untuk menghitung dana darurat, bisa Anda ambil datanya dari pengeluaran bulanan Anda. Misalnya pengeluaran bulanan Anda sebesar Rp 5 juta, maka Anda minimal memiliki dana sebesar 12x pengeluaran bulanan Anda, yang harus Anda sisihkan sebagai dana darurat. Artinya Anda harus memiliki dana darurat sebesar Rp 60 juta sebagai dana jaga-jaga.
Anda bisa mulai menganggarkannya dari sekarang, misalkan tiap bulan Anda mencicil Rp 500 ribu, hingga tercapai angka Rp 60 juta. Semakin cepat target dana Rp 60 juta Anda tercapai semakin baik. Misalnya Anda dapat bonus dari kantor atau dapat order dari usaha Anda. Yang penting disini disiplin diri Anda dan keluarga untuk menyisihkan uang dari penghasilan Anda dan suami, sebagai habit atau kebiasaan menabung.
Sembari dana darurat Anda jalankan, Anda mulai bisa mengalokasikan sebagai dana ‘dingin’ Anda untuk berinvestasi. Prinsip dana Investasi adalah dana yang bukan untuk digunakan sebagai pengeluaran bulanan, artinya tanpa mengganggu cash flow bulanan Anda.
Untuk jenis Investasi, selain terkait faktor resiko Anda berdua, bisa Anda pilih apakah di sektor riil atau di paper aset. Apapun yang Anda akan pilih, sebaiknya Anda melakukan investasi yang kecil resikonya. Misalnya untuk sektor rill dengan
Berbisnis online, Garage sale atau menjual barang-barang bekas layak pakai dan layak jual tentunya, Seasonal business opportunities alias bisnis musiman seperti ramadhan dan lebaran sekarang & Re-seller atau menjual produk atau jasa orang lain.
Dengan bergerak di sektor rill, selain mengajarkan Anda hidup mandiri juga Anda mulai praktek untuk mengatur penghasilan atau pengeluaran dari bisnis Anda. Sedangkan untuk paper aset, Anda bisa berinvestasi mulai dari Rp 100 ribu-Rp 250 ribu di reksadana, bisa reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran ketika situasi keuangan Anda semakin baik.
Untuk pertanyaan kedua Anda, bagaimana membeli mobil bekas dengan cara meminjam uang dibank, perlu kembali Anda cek kegunaan dari mobil tersebut, jika memang untuk operasional dari usaha atau bisnis Anda, memang perlu Anda memiliki mobil. Tetapi jika lebih banyak pengeluaran yang harus Anda keluarkan dan lebih banyak sisi pengeluaran konsumtif yang akan Anda dapatkan, sebaiknya Anda pikirkan ulang untuk membeli mobil tersebut. Apalagi dengan cara meminjam di bank.
Untuk amannya, bisa Anda gunakan rumus 30 persen cicilan, artinya jika penghasilan Anda hari ini Rp 10 juta, maksimal yang boleh Anda cicil atau Anda hutangi adalah Rp 3 juta, artinya Rp 3 juta tersebut untuk cicilan apapun. Kalaupun Anda masih mau mencicil dikarenakan untuk kebutuhan yang ‘menghasilkan’, maka maksimal batas cicilan adalah 35 persen dari penghasilan bulanan Anda berdua (suami isteri).
Tinggal Anda cek ulang, apakah cicilan tersebut masih memungkinkan dari total pemasukan rutin bulanan Anda. Selamat menjalankan dana darurat, Investasi dan merencanakan tujuan-tujuan keuangan Anda lainnya!
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected] SMS 0815 1999 4916.