Senin 02 Jun 2014 13:00 WIB

Regulasi PAUD akan Dibenahi

Red:

antara -- JAKARTA — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh berjanji akan membenahi regulasi dan kurikulum pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan dasar. “Kami mengakui masih banyak problem pendidikan dini yang harus dibenahi,” kata Mendikbud saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (30/5).

Nuh mengatakan persoalan PAUD di Indonesia, antara lain, menyangkut kelembagaan, tenaga pengajar, dan kurikulum. Menurut Nuh, saat ini belum semua lembaga PAUD terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sehingga belum bisa dibina sepenuhnya.

Meski demikian, Mendikbud tetap berterima kasih karena PAUD banyak membantu mencerdaskan anak usia dini. Walau hanya 10 atau 20 anak, upaya yang dilakukan PAUD menurutnya luar biasa dalam mencerdaskan anak bangsa.

Mendikbud juga mengaku kesulitan dalam menentukan standar pengajar PAUD. Ia menilai PAUD tak harus ditangani oleh guru dengan jenjang akademik sarjana strata satu (S-1) atau diploma empat (D-4). Yang penting, kata Nuh, pengasuh mampu mengembangkan kreativitas dan motivasi anak.

Nuh mengatakan, Kemendikbdud sedang menyusun regulasi untuk merapikan, apakah di PAUD itu harus guru, pembina, atau pengasuh. “Kalau guru terkena UU Guru dan Dosen, yakni harus S-1 atau D-4,” katanya.

Selain itu, terkait kurikulum, menurut Nuh, yang harus dibenahi, yaitu paradigma pendidikan dasar, yang masih menuntut kemampuan anak-anak usia dini dalam hal baca tulis dan hitung. Padahal, ia melanjutkan yang harus dikembangkan bagi anak usia dini dan sekolah dasar, yaitu kreativitas dan pendidikan karakter serta pengenalan etika dan religiositas.

Menurutnya, situasi saat ini terlihat ada tuntutan-tuntutan yang tidak logis. “Misalnya, siswa SD harus begini-begitu. Akibatnya, anak TK dipaksa bisa begini-begitu. Seharusnya yang diajarkan kreativitas dan karakter sambil dimasukkan nilai-nilai religius,” katanya.

Karena itu, ia mendukung langkah Muslimat NU dalam memanfaatkan tempat-tempat ibadah untuk lembaga pendidikan berbasis kemasyarakatan, seperti PAUD dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) serta taman pendidikan Alquran (TPA).

Nuh mengatakan, masjid pada pagi hari biasanya sepi. Jika bisa memanfaatkan masjid sebagai PAUD, ada tiga hal yang bisa tercapai. Yakni, pertama, mengoptimalkan wakaf atau jariyah para dermawan yang menyumbang masjid. Kedua, mengajarkan cinta masjid sejak dini. Ketiga, bisa melayani anak-anak sekitar masjid.

ed: andi nur aminah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement