JAKARTA — Buku ajar Kurikulum 2013 hingga saat ini belum juga tersalurkan seluruhnya ke daerah. Padahal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah menargetkan pertengahan Agustus semuanya sudah rampung.
Bahkan, salah seorang pejabat di lingkup Kemendikbud, Mustagfirin Amin, mengulur waktu dan berharap distribusi rampung hingga akhir Agustus. "Setiap hari (jumlah buku yang disalurkan) terus bertambah karena kita terus melakukan pemantauan," kata Mustagfirin yang juga Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, Ahad (17/8).
Foto:JOKO SULISTYO/ANTARA
Kepala Sekolah SMU Negeri 4 Batam, Tapi Winanti menunjukkan buku pelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2013 dan fotokopiannya di Batam, Senin (26/8).
Ia mengatakan, hampir semua daerah sekolahnya telah menerima buku Kurikulum 2013, namun memang belum seluruh sekolah. Jakarta, Jawa Tengah, Bali, dan Papua pun sudah menerima buku tersebut. Mustagfirin mengatakan, mengenai ketepatan waktu tibanya buku Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah, sebenarnya itu sudah menjadi tugas penyedia atau percetakan. "Tapi pemerintah terus mendorong agar pada Agustus ini buku-buka itu telah diterima seluruh sekolah," ujarnya.
Ditanya tentang adanya keberatan siswa yang harus mengeluarkan uang untuk memfotokopi buku tersebut, ia mengatakan seharusnya siswa tak usah dirugikan. Karena biaya fotokopi sebenarnya sudah ditanggung sekolah dengan menggunakan dana biaya oprasional sekolah (BOS).
Salah satu daerah yang sebagian besar belum menerima buku tersebut, yaitu Yogyakarta. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DI Yogyakarta bahkan pesimistis Kemendikbud bisa mendistribusikan buku panduan dan paket Kurikulum 2013 tepat waktu. "Kita tidak yakin, distribusi buku bisa tepat waktu jika dilihat kinerja penerbit selama ini," kata Kepala Dikpora DIY Baskara Aji.
Ia mengatakan akan segera berkirim surat ke Kemendikbud untuk meminta izin membeli buku dari penerbit lain. Pasalnya, beberapa penerbit yang menang lelang di DIY dinilai tidak bisa memenuhi kewajibannya tepat waktu. Penerbit yang menang lelang di DIY itu, yakni Aneka Ilmu, Intan Pariwara, dan Intermasa.
Menurutnya, banyak penerbit lain yang justru sudah mengeluarkan buku-buku ajar dengan Kurikulum 2013. Pasalnya, kemendikbud sudah memberikan materi Kurikulum 2013 yang dapat diunduh di www.jogjabelajar.org.
Aji mengatakan, di Kota Yogyakarta, SD yang belum menerima buku ajar mencapai 95 persen, SMP 100 persen, dan SMA juga 100 persen, Di Kabupaten Sleman jumlah SD yang belum menerima buku ajar ada 30 persen, SMP 100 persen, dan SMA 40 persen.
Di Kabupaten Bantul, SD yang belum menerima 30 persen dari sekolah yang ada, SMP mencapai 100 persen, dan SMA 31 persen. Di Kabupaten Kulonprogo, sekolah yang belum menerima buku ajar untuk SD sebanyak 35 persen, SMP 70 persen dan SMA 50 persen. Sedangkan, di Kabupaten Gunungkidul yang belum menerima untuk SD ada 70 persen, SMP 100 persen, dan SMA 50 persen.
Keluhan yang sama juga muncul dari wilayah yang tak jauh dari Jakarta, yakni Tangerang. Kadisdik Kota Tangerang Lutfi mengatakan, distribusi buku belum rampung. Namun, ia mengakui sudah ada peningkatan dari tiga sekolah menjadi 20 sekolah yang sudah menerima. ''Mungkin beberapa hari lagi selesai,'' katanya.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah pun mengaku telah melayangkan surat kepada Kemendikbud terkait keterlambatan itu. ''Kita minta agar segera diselesaikan persoalan ini,'' ujar Arief. Meksipun buku bisa diunduh, ia mengatakan bahwa hal itu tetap menyulitkan masyarakat. rep:yulianingsih/C80/c62 ed: andi nur aminah