Sekolah-sekolah beralaskan tikar masih bisa ditemui di daerah pedalaman.Namun, Kota Depok, yang jaraknya sangat dekat dengan ibu kota negara, Jakarta, ternyata juga pernah ada. Sekolah beralaskan tikar, pernah dialami para siswa SMA Negeri 10 Depok, Jawa Barat. Bahkan, para guru memerintahkan muridnya agar membawa alas tikar sendiri-sendiri dari rumah.
Sekolah yang diresmikan tahun ini, memang belum me miliki bangku dan meja belajar.Kendati demikian, kondisi itu tidak mengganggu proses belajar-mengajar di SMA yang terletak di Desa Curug, Keca matan Bojong Sari, Kota Depok.
Akbar Febri (15), siswa jurusan IPA, mengatakan, saat pertama mulai proses belajar, mereka memang diminta membawa tikar. `'Awal masuk dulu sempat disuruh bawa tikar,"ujarnya, Jumat (29/8).Namun, belajar sambil lesehan itu tidak berjalan lama.
Akbar mengatakan, sekitar per tengahan Agustus, sekolahnya sudah mendapatkan pinjaman dari sekolah lain. Kursi dan meja dari SMK 3 dan SMA 7 menyelamatkan mereka dari belajar berkepanjangan di atas sehelai tikar.
Siswa kelahiran Februari 1999 ini mengaku banyak fasilitas penunjang yang belum dimiliki sekolahnya. `'Lapangan olahraga, perpustakaan, laboratorium bahasa, ruang komputer, dan kantin, kita belum punya," ujar Akbar.
Meski belum memiliki fasilitas, Akbar mengaku masih bersyukur karena sekolahnya sudah memiliki gedung. Beberapa sekolah lain yang seumur dengan SMA 10, malahan tak punya gedung sehingga harus menumpang di gedung sekolah lain.
SMA 10 merupakan salah satu dari empat SMA yang didirikan oleh Dinas Pendidikan Kota Depok. Di antara empat sekolah baru itu, hanya SMA 10 yang beruntung telah memiliki gedung sendiri. Sementara sekolah SMA 11, 12, dan 13 me lakukan proses belajar-me ngajar sambil menumpang di gedung pinjaman.
Saat Republikabertandang, Akbar dan 36 teman sekelasnya sedang menuntaskan materi pelajaran terakhir sebelum melaksanakan shalat Jumat berjamaah. Gedung SMA 10 me mi liki delapan ruangan. Enam ruangan dipergunakan untuk kelas, sementara dua lainnya dipakai untuk ruang guru dan kepala sekolah.
Bangunan SMA 10 ini direncanaan akan dibangun lantai dua. Namun sementara, satu lantai cukup untuk menampung satu angkatan yang berjumlah 240 siswa.
Wakil kepala sekolah SMA 10 Depok Heri mengatakan, proses pembelajaran tidak terkendala oleh kekurangan fasilitas. Menurutnya, bangku dan meja pinjaman itu bisa dipakai hingga waktu yang tidak ditentukan. "Boleh dipinjam sampai punya kita jadi," ujar Heri.
Namun, Heri tidak bisa memastikan kapan meja dan kur si milik sekolah itu siap digunakan. Menurutnya, masalah itu adalah urusan Dinas Pendidikan Kota Depok. "Insya Allah, secepatnya," kata Heri tanpa menyebutkan bulan dan tahunnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila mengatakan, pengadaan fasilitas untuk sekolah karena penambahan jumlah siswa tidak bisa dilaksanakan secepatnya. Hal ini dikarenakan proses peng adaan barang seperti mebel (kursi, meja, lemari), gedung, maupun lahan untuk sekolah baru harus melalui proses pelelangan.
Soal pembangunan gedung sekolah baru, ia mengatakan, masih menunggu hingga lahan untuk bangunan tersebut ada. rep:c82/c60, ed: andi nur aminah