JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat biaya operasi minyak dan gas (migas) yang dikembalikan atau cost recovery hingga Juni 2014 mencapai 9,32 miliar dolar AS. SKK Migas menargetkan 23 proyek mulai berproduksi pada 2015.
Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengatakan, nilai tersebut terdiri atas pengeluaran untuk produksi sebesar 6,17 miliar dolar AS atau mencakup 66 persen dari total cost recovery. "Disusul, biaya pengembangan sebesar 1,67 miliar dolar AS (17,9 persen), eksplorasi 0,84 miliar dolar AS (9,01 persen), dan administrasi 0,64 miliar dolar AS (6,87 persen)," ujarnya, Senin (14/7).
Angka 9,32 miliar dolar AS tersebut mencakup 62,1 persen dari asumsi pengeluaran cost recovery sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) perubahan 2014 yang direncanakan sebesar 15 miliar dolar AS. Pada 2013 realisasi cost recovery mencapai 15,92 miliar dolar AS.
Rinciannya, belanja produksi 9,84 miliar dolar AS (62 persen), pengembangan 3,56 miliar dolar AS, eksplorasi 1,32 miliar dolar AS, dan administrasi 1,2 miliar dolar AS. "Selama periode 2011-2014, alokasi cost recovery untuk menunjang kegiatan produksi merupakan bagian terbesar dengan rata-rata di atas 60 persen," kata Gde.
Per 30 Juni 2014, produksi minyak terjual (lifting) mencapai 796,5 ribu barel per hari dan gas 7.140 juta kaki kubik per hari. Tingkat lifting tersebut 97,4 persen dari target APBN Perubahan 2014 sebesar 818 ribu barel per hari dan gas sebesar 100,6 persen dari asumsi 7.099 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Pada tahun depan, SKK Migas menargetkan sebanyak 23 proyek baru mulai berproduksi. Semua proyek tersebut memberikan kontribusi produksi minyak sebesar 140.086 barel per hari pada 2015.
"Proyek terbesarnya adalah Banyu Urip, Blok Cepu," ujarnya.
Produksi Cepu dengan operator Mobil Cepu Limited ditargetkan menyumbang produksi minyak pada 2015 sebesar 118.980 barel per hari atau mencakup 85 persen dari keseluruhan proyek baru. Proyek onstream berikutnya yang menyumbang produksi terbesar pada 2015, yaitu Bunyu dengan operator PT Pertamina EP sebesar 5.711 barel per hari.
Disusul, Proyek Bukit Tua dengan operator Petronas sebesar 5.000 barel per hari. Lapangan YY dengan operator PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java sebesar 1.015 barel per hari dan PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore sebesar 1.000 barel per hari.
Selain itu, 17 proyek onstream lainnya pada 2015 menyumbangkan produksi minyak di bawah 1.000 barel per hari. Selain minyak, enam proyek di antaranya menghasilkan gas sebesar 132,7 mmscfd. SKK Migas menargetkan produksi minyak pada 2015 mencapai 845 ribu barel per hari. rep:aldian wahyu ramadhan/antara ed: fitria andayani