Menteri ESDM Jero Wacik meminta perselisihan tersebut tidak merugikan rakyat.
JAKARTA -Kesepakatan di depan mata antara PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) kembali pupus. Kedua BUMN tersebut tetap tidak menemukan titik temu dalam penentuan harga baru solar.
Padahal, sehari sebelumnya Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengundang pimpinan Pertamina dan PLN untuk menyelesaikan, dan mulai menunjukkan titik temu. Namun, kedua pihak menemui jalan buntu.
VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, rapat dengan tim teknis masing-masing perusahaan tidak berjalan kondusif. `'Tidak ada kesepakatan,'' kata dia kepada Republika di Jakarta, Jumat (8/8). Menurut Ali, tim teknis PLN tidak sepakat dengan harga baru solar. Hasilnya, tetap tidak ada perkembangan positif.
Ali menambahkan, walaupun pem bayaran tidak jelas, Pertamina masih memasok 50 persen solar kepada PLN. Apabila kondisi tersebut diteruskan kerugian Pertamina akan semakin membubung tinggi.
PLN, katanya, semula sepakat dengan harga yang ditetapkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun, saat harga sudah di tentukan, PLN diklaim menolak pembayaran solar.
Manajer Media Pertamina Adiatma Sardjito menambahkan, PLN tidak menyepakati perubahan harga yang telah ditetapkan BPKP. Pertamina mengaku telah merugi 45 juta dolar AS hanya pada semester I 2014 karena bisnis solar dengan PLN.
Kamis kemarin, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, kisruh antara kedua perusahaan pelat merah itu telah menemui jalan keluar.
Direktur Utama PT PLN Nur Pamu dji juga optimistis masalah tersebut selesai pada pertemuan dengan Wakil Menteri ESDM, Kamis (7/8). Sebab, kata dia, tim teknis PLN dan Pertamina akan bertemu untuk melakukan negosiasi terkait tarif solar baru. Setelah itu, rapat akan dilakukan dengan dirjen anggaran Kementerian Keuangan.
Menanggapi masih alotnya perselisihan PLN dan Pertamina, Menteri ESDM Jero Wacik meminta direksi di kedua perusahaan negara tersebut tetap memprioritaskan kepentingan rakyat, yakni tidak membuat listrik padam. "Yang penting listrik jangan mati, rakyat jangan jadi korban," kata Jero Wacik di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat, Jumat (8/8).Pihaknya meminta kedua BUMN itu segera berunding lagi dan menemukan jalan keluar yang terbaik.
"Tadi, Wakil Menteri ESDM (Susilo Siswoutomo) sudah memberikan laporan permasalahan itu `sudah oke',"ujar Jero Wacik. rep:Aldian Wahyu Ramadhan/antara ed: zaky al hamzah