JAKARTA - Perusahaan konstruksi dan investasi milik pemerintah PT PP (Persero) Tbk (PTPP) membukukan laba bersih pada sepanjang semester pertama 2014 sebesar Rp 146,7 miliar. Angka ini tumbuh 2,3 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 143,4 miliar.
Direktur Utama PTPP Bambang Triwibowo menyatakan, kenaikan laba merupakan konstribusi seluruh pilar bisnis perseroan, yaitu konstruksi, properti, EPC, pracetak, peralatan, dan investasi. Sampai dengan semester I 2014, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,6 triliun atau naik menjadi 10,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,17 triliun.
Foto:Yudhi Mahatma/ANTARAFOTO
Dirut PT PP Dirganeka Abdul Haris Tatang (kiri)
Laba usaha PTPP sampai dengan kuartal kedua mencapai Rp 372,48 miliar. "Kami optimistis mampu mencapai target kinerjanya pada akhir tahun," ujarnya, Kamis (24/7). Hal ini terlihat dari pencapaian order book perseroan yang sampai dengan semester pertama mencapai Rp 30,27 triliun. PTPP menargetkan tahun ini memperoleh order book sebesar Rp 46,12 triliun.
Target ini naik 30 persen terhadap target tahun lalu sebesar Rp 35,45 triliun. Untuk mendukung target jangka panjang, PTPP telah melakukan berbagai aksi korporasi, antara lain, akuisisi perusahaan yang bergerak di bidang peralatan berat milik Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan (YKKPP), yaitu PT Prima Jasa Aldodua.
Perseroan juga membuka divisi operasi baru (DVO 4) yang bertujuan untuk menangkap peluang pasar di wilayah Indonesia Timur dan di Timor Leste. Perseroan pun akan melakukan pencatatan saham umum perdana anak usaha PT PP Properti pada awal 2015 serta mendirikan pabrik pracetak baru di Sadang, Jawa Barat, pada Agustus dan di Lampung pada 2015. Selain itu, menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II.
Sementara itu, target laba bersih tahun ini sebesar Rp 520 miliar. Target laba ini didorong proyeksi pendapatan senilai Rp 16 triliun. PTPP menganggarkan dana senilai Rp 446 miliar untuk belanja modal 2014. Tahun lalu, belanja modal yang disiapkan hanya Rp 202 miliar. "Dananya berasal dari cadangan modal dan sisa dana penawaran umum saham perdana (IPO)," kata Bambang. rep:friska yolandha ed: fitria andayani