oleh:Rizky Jaramaya -- Kompetisi ketat terjadi lantaran merek lokal harus berhadapan dengan kekuatan merek global.
Dunia fashion selalu menarik untuk disorot dengan tren yang selalu berubah setiap tahunnya. Di balik tren fashion yang mendunia, tak lepas dari peran para desainer yang menyumbangkan beragam ide kreatif dan tangan-tangan terampilnya untuk menciptakan sebuah karya. Para desainer itu telah memberikan tenaga dan pikirannya agar dunia fashion selalu baru dan tetap menarik bagi masyarakat luas.
Pekerjaan sebagai seorang desainer memang berhubungan dekat dengan kehidupan yang mewah dan glamor. Dunia fashion di Indonesia perlahan sudah mulai berkembang. Sejumlah sekolah desain banyak bermunculan di kota-kota besar dan mencetak desainer-desainer muda berbakat. Mereka kini sudah mulai memperkenalkan hasil karyanya kepada pencinta fashion Indonesia di sejumlah acara fashion maupun pameran.
Akan tetapi, perjuangan para desainer muda untuk masuk ke pasar fashion Indonesia memang tidak mudah. Apalagi, mereka harus bersaing ketat dengan gempuran merek-merek milik desainer asing yang sudah banyak beredar dan sangat digandrungi oleh pencinta fashion di Tanah Air. Salah satu desainer muda Indonesia, Cristian Hallenwarth, mengakui bahwa masyarakat Indonesia masih merasa gengsi ketika membeli produk dengan merek lokal dan lebih membanggakan produk asing yang dinilai lebih baik.
Padahal, Indonesia memiliki beragam budaya yang dapat diaplikasikan dalam produk fashion sehingga tidak kalah bersaing dengan produk asing. Cristian mengatakan, salah satu cara agar produk lokal dapat bersaing adalah dengan mengubah pola pikir masyarakat Indonesia.
Mereka harus memiliki rasa bangga terhadap merek lokal, apalagi jika para fashionista Indonesia bisa memperkenalkan produk lokal di kancah mancanegara. “Kami sedang berperang dengan itu dan saya sangat senang sekali jika ada desainer muda Indonesia yang sudah sampai ke luar negeri karena hal ini bisa menjadi daya pacu buat saya untuk bisa membawa nama bangsa di dunia fashion internasional,” ujar Cristian.
Desainer yang baru memulai kariernya di dunia fashion ini mengatakan, selain mengubah pola pikir masyarakat Indonesia, para desainer muda juga harus memiliki kreativitas tinggi dalam membuat sebuah karya.
Agar dikenal oleh masyarakat, produk buatan desainer muda di Tanah Air harus lebih menonjol dibandingkan dengan produk luar negeri. Para desainer tersebut boleh saja menjadikan produk fashion asing sebagai contoh dan inspirasi dalam membuat sebuah karya, tetapi dilarang keras untuk menjiplaknya secara utuh. Karena, hal ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal.
Kreativitas tanpa batas
Selain itu, para desainer muda juga harus aktif bergerak untuk melakukan promosi sekaligus memperkenalkan hasil karyanya kepada masyarakat. Media promosi bisa melalui online atau mengikuti acara pameran fashion yang biasanya rutin diadakan setiap tahun. Menurut Cristian, para desainer muda Indonesia memiliki kreativitas yang tanpa batas dan hal ini dapat terlihat dari hasil karya para desainer yang mempunyai ciri khas masing-masing. “Lewat karya para desainer Indonesia, kita mencoba untuk memperkuat sugesti bahwa produk kita lebih unggul dari produk asing,” kata Cristian.
Cristian memiliki koleksi busana cocktail dress yang formal maupun semiformal. Sebagai desainer muda yang baru meniti karier, dia masih banyak melakukan eksperimen untuk mencari jati diri dan ciri khas pada pakaian yang dibuatnya. Dia mengakui beberapa baju yang didesain olehnya memiliki sentuhan Indonesia dari bros. Biasanya, Cristian menyematkan bros yang dibuat sendiri dengan menggunakan material dari kuningan serta bebatuan dari Indonesia.
Sebagai desainer yang baru menancapkan kariernya, Cristian patut berbangga hati. Karena, dia akan memamerkan hasil karyanya untuk pertama kali dalam ajang Indonesia Creative Week yang digelar pada awal Juni 2014. Melalui ajang ini, Cristian ingin bisa memotivasi pada desainer muda lainnya untuk keluar dari zona nyaman dan tidak malu untuk memperkenalkan hasil karyanya kepada publik. Karena, hal ini dapat menjadi sarana promosi sekaligus menguatkan eksistensi produk lokal di tengah maraknya produk asing yang beredar.
Tak hanya itu, Cristian juga ingin memperlihatkan bahwa berimajinasi melalui seni di bidang fashion dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan melebihi bidang lain. Masih banyak orang yang memandang bahwa desainer merupakan pekerjaan yang tidak menjanjikan.
Menurut Cristian, pemikiran seperti itu salah besar karena bekerja di bidang seni memberikan peluang untuk mengubah dunia menjadi luar biasa. “Cita-cita saya, yakni membawa nama Indonesia ke manapun dan saya mengakui untuk masuk ke pasar asing memang tidak mudah. Tapi, sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan,” ujar Cristian. ed: endah hapsari
***
Tetap Percaya Diri
Menembus industri mode Tanah Air, apalagi dunia, pastinya tidak mudah dilakukan. Namun, itu tidak berarti kita harus buru-buru patah arang.
Desainer muda, Roy Mulyanto, mengatakan, untuk mendongkrak produk fashion lokal, seorang desainer harus memiliki rasa percaya diri dengan hasil kreasinya.
Mereka wajib menerapkan sugesti bahwa karya yang telah diciptakan tidak kalah bagus dengan produk fashion buatan luar negeri. Selain itu, para desainer muda tersebut juga harus tak kenal lelah dalam memperkenalkan produk buatannya dan menjaga eksistensi.
Menurut Roy, desainer muda saat ini sangat beruntung karena sudah ada berbagai macam fasilitas yang dapat digunakan untuk memperkenalkan karya mereka. Selain itu, ajang pameran maupun workshop mengenai dunia fashion juga sudah mulai banyak digelar. Ajang tersebut sangat penting bagi para desainer muda sebagai media pembelajaran karena pengalaman merupakan guru yang paling berharga dan tidak bisa didapatkan ketika mereka masih berada di sekolah atau tempat kursus. “Kalau mereka sudah pernah ikut workshop atau pameran, pasti akan terasa sekali bahwa persaingan di dunia fashion itu sangat ketat dan tidak mudah,” ujar Roy.
Selain itu, Roy mengatakan, selagi muda, para desainer tersebut harus memiliki banyak pengalaman sehingga dapat mendalami dunia fashion dengan baik dan dapat menjaring relasi yang luas. Dengan demikian, produk mereka bisa dikenal oleh masyarakat dan dapat bersaing dengan produk asing yang ada di Tanah Air.
***
Rajin Ikut Pameran
Industri fashion di Tanah Air saat ini sudah mulai meningkat dan banyak digeluti oleh generasi muda. Sejumlah workshop maupun pameran industri fashion kerap digelar setiap tahunnya sebagai sarana bagi para penggiat industri fashion untuk memamerkan karyanya.
Sebut saja, Indonesia Fashion Week dan Jakarta Fashion Week. Ajang ini juga menjadi kesempatan besar bagi para desainer pemula dalam memperkenalkan kreasi mereka kepada pencinta fashion di Indonesia.
Selain itu, ada pula Indonesia Creative Week yang terselenggara untuk mendukung merek lokal dan desainer muda Indonesia. Event ini merupakan satu-satunya wadah yang memberikan kesempatan kepada desainer muda Indonesia untuk memamerkan karya ciptaannya.
Founder Indonesia Creative Week Faizullah Darwis Sofyan melihat bahwa desainer muda di Indonesia sudah banyak bermunculan, namun kurang terekspos, apalagi saat ini merek asing sudah banyak masuk dan menjadi pesaing yang berat. “Saya ingin mengangkat brand lokal dan desainer muda di industri fashion Indonesia,” kata Faizullah.
Menurut Faizullah, produk lokal Indonesia jumlahnya sangat banyak dan tak hanya di bidang mode busana, tapi juga aksesori dan kerajinan tangan lainnya. Akan tetapi, sayangnya produk-produk lokal ini kurang dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian, melalui event yang dibuatnya ini, Faizullah berharap mimpinya untuk membuat produk lokal menjadi kebanggaan di negara sendiri dapat terwujud.
Faizullah mengakui, dari tahun ke tahun, event yang digelar sejak 2012 tersebut mendapatkan sambutan yang sangat bagus dari seluruh desainer muda. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya para desainer muda di Tanah Air membutuhkan sarana untuk mempromosikan hasil karya mereka sekaligus membangun ekonomi kreatif dan wirausaha. Faizullah melihat bahwa setiap tahun jumlah desainer muda Indonesia yang mengikuti ajang tersebut jumlahnya semakin banyak dan meningkat.
Para desainer muda tersebut memanfaatkan ajang pameran ini untuk membangun brand image dan mempromosikan hasil karya ciptaan mereka. Dengan semakin sering ikut pameran atau workshop, produk mereka akan dikenal oleh masyarakat luas.
Apabila produk mereka sudah dikenal, para desainer muda tersebut akan semakin meningkatkan kreativitasnya di industri ini. Faizullah tak menampik bahwa event-event pameran yang mengangkat merek lokal harus tetap berkelanjutan agar para desainer muda tersebut memiliki wadah dan kesempatan untuk masuk di industri fashion yang sesungguhnya.
“Saya ingin membantu memasarkan brand-brand mereka kepada masyarakat luas dan memberikan pemahaman bahwa fashion bukan untuk kalangan menengah atas saja, tapi buat semua orang,” kata Faizullah.
Bagi salah satu desainer muda Indonesia, Selphie Usagi, acara yang memberikan wadah bagi produk lokal sangat membantu perkembangan mereknya agar dikenal masyarakat. Sebelum ada ajang tersebut, pengagum sosok Marie Antoinette ini mengaku tak pernah ikut pameran dan hanya memperkenalkan karya busananya lewat online. Namun, setelah mengikuti event Indonesia Creative Week ini, produknya semakin dikenal.
“Feedback-nya besar banget, brand saya jadi lebih dikenal dan mulai banyak orang yang order baju ke butik saya,” kata desainer yang mengaku banyak terinspirasi oleh motif bunga, swirl, dan art nouveau ini.
Bagi Selphie, event-event yang mengangkat desainer muda harus banyak digelar karena sangat membantu dalam memperkenalkan karya-karya mereka. Meskipun dia melancarkan promosi melalui media online dan pameran, desainer jebolan LaSalle College International ini hanya membuat baju berdasarkan pesanan klien dan pelanggan.