Salah satu orang tua santri, Andra Ummu Kayana, mengaku sangat beruntung dengan adanya kegiatan pesantren kilat ini. Apalagi, kegiatan tersebut digelar bertepatan dengan liburan musim panas dan momen Lebaran. Selama empat tahun tinggal di Qatar, ibu dari dua anak tersebut tidak menemukan kegiatan serupa yang mengajarkan nilai-nilai positif dan bermanfaat. "Kegiatan ini melatih anak-anak untuk belajar mandiri, bersosialisasi, dan mengajarkan agar lebih mensyukuri nikmat yang telah diberikan," ujar Andra.
Kegiatan tersebut tak hanya mengajarkan ilmu agama, tapijuga mengajak mereka untuk terjun ke bawah dan melihat kehidupan secara nyata.
Andra mengatakan selama tinggal di Qatar, anak-anaknya terlalu hidup dengan segala fasilitas lengkap dan sangat nyaman.
Bahkan, meskipun lahir di Indonesia, mereka boleh dibilang tidak pernah mengenal suasana di pesantren. Sebagian besar anak yang mengikuti kegiatan tersebut awalnya sempat bertanya-tanya dan menolak karena terasa asing.
Meskipun hanya berjalan beberapa hari, Andra mengakui sudah ada perubahan yang terlihat dalam diri anak-anaknya. Mereka menjadi lebih menghormati dan menghargai kedua orang tua, rukun terhadap saudara kandung, dan mandiri.
Selain itu, mereka juga menjadi senang membaca Alquran dan memahami isinya. Kegiatan outdoor, seperti mengunjungi para difabel dan pesantren tradisional, telah mengajarkan mereka untuk memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.