Rabu 31 Dec 2014 11:00 WIB

Merry Riana, Inspirasi Sejuta Dolar

Red:

Indonesia, 1998. Karut-marut merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi politik saat itu. Kerusuhan di mana-mana. Melihat keadaan tersebut, keluarga Merry Riana (diperankan Chelsea Islan) memutuskan pergi ke Singapura demi mencari keamanan.

Gadis remaja yang baru lulus SMA tersebut sampai di Singapura sendirian dengan uang seadanya. Beruntung, lewat media sosial ia berhasil bertemu dengan sahabatnya, Irene (Kimberly Ryder). Irene lalu membantu Merry agar dapat hidup di negara bersimbol singa tersebut.

Berkat bantuan Irene pula, Merry dapat kuliah di Nanyang University setelah berhasil lolos ujian seleksi. Akan tetapi, ia harus membayar biayanya sebesar 40 ribu dolar AS. Satu-satunya cara, yakni dengan mengambil pinjaman mahasiswa yang bisa didapat jika Merry memiliki penjamin.

Merry mulai menyerah sebab di negara dengan peraturan ketat itu ia tak memiliki satu pun saudara. Hanya Irene yang dikenalnya, namun sahabatnya tersebut tak bisa menjadi penjamin sebab masih mahasiswa baru pula.

Di sinilah Irene kemudian memperkenalkan Merry kepada Alva (Dion Wiyoko) dan memintanya menjadi penjamin Merry. Meski awalnya tak bersedia lantaran melihat kesungguhan Merry, Alva pun mau menjadi penjamin.

Kisah demi kisah dimulai. Merry harus bekerja sambil belajar demi bertahan hidup. Sayangnya, sulit mencari pekerjaan untuknya sebab ia tak mempunyai surat izin kerja. Sebagai penjaminnya Alva turut membantu Merry. Hingga akhirnya, Alva memberikan pekerjaan sambilannya kepada Merry.

Dari situlah tumbuh benih-benih cinta di antara mereka, Alva bahkan menyatakan perasaannya langsung kepada Merry. Sayang, Merry tak bisa menerimanya sebab ia tahu Irene menyukai Alva.

Sesampainya di asrama, Irene kemudian mengusir Merry dari kamar karena ia melihat Alva dan sahabatnya berduaan. Persahabatan mereka pun hancur. Merry merasa tak sanggup lagi menjalani hidup di Singapura.

Kisah cinta segitiga itu hanyalah bumbu di antara kisah jatuh bangun sosok Merry dalam mencapai kesuksesan serta makna kehidupan. Misalnya saja, saat Merry tertipu perusahaan MLM, padahal ia sudah berinvestasi dari uang menjual laptop ayahnya. Kita pun diajak untuk menghayati penyesalannya.

Film ini memang diangkat dari kisah nyata berjudul serupa. Sosok Merry Riana yang berhasil meraih satu juta dolar pertamanya pada usia 26 tahun menjadi inspirasi utama kisah ini.

Film Merry Riana sendiri cukup sukses menceritakan kerja keras Merry. Hanya, ada beberapa adegan yang terlalu dipaksakan dan kurang alami.

Selain itu, perpindahan dari adegan satu ke lainnya terkesan cukup cepat. Lengah sedikit, kita akan kebingungan karena tertinggal alur cerita. Masalah semacam ini memang sering dihadapi film yang diadaptasi dari buku karena tak mudah memindahkan isi buku yang tebal menjadi suguhan singkat sekitar dua jam.

 c91 ed: endah hapsari

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement