Selasa 27 Sep 2016 14:52 WIB

The Magnificent Seven, Kisah Koboi Baik Hati

Red:

Warga Kota Rose Creek resah. Mereka gerah dengan perbuatan penguasa tamak dan bengis, Bartholomew Bogue (Peter Sarsgaard). Kehidupan masyarakat kota terancam karena Bogue ingin memonopoli tambang emas yang terdapat di kota tersebut.

Tanpa ampun, Bogue membunuh siapa saja warga kota yang menghalangi niatnya untuk menguasai tambang emas. Karena tidak tahan lagi hidup di bawah tekanan Bogue, warga kota yang dipimpin oleh Emma Cullen (Haley Bennet) kemudian menyewa seorang pembunuh bayaran bernama Sam Chisolm (Denzel Washington) untuk melumpuhkan kekuasaan Bogue.

Chisolm pun kemudian merekrut para petarung jitu yang kemampuannya tidak diragukan lagi, yaitu Josh Faraday (Chris Pratt), Goodnight Robicheaux (Ethan Hawke), Jack Horne (Vincent D'Onofrio), Billy Rocks (Byung-Hun Lee), Vasquez (Manuel Garcia-Rulfo), dan Red Harvest (Martin Sensmeier).

Ketika mereka mempersiapkan kota untuk menghadapi aksi kekerasan yang bakal terjadi, ketujuh pria bayaran ini menyadari bahwa mereka berjuang lebih dari sekadar untuk mendapatkan uang.

Setelah penayangan versi Hollywood pertama pada lima dekade yang lalu (1960), The Magnificent Seven hadir kembali mengobati kerinduan para pencinta film drama petualangan Jepang besutan Akira Kurosawa, Seven Samurai (1954).

Melalui tangan dingin sutradara Antoine Fuqua, The Magnificent Seven kali ini hadir dengan kemasan yang lebih segar. Latar belakang para koboi yang berbeda-beda, mulai dari suku Indian, Meksiko, Irlandia, hingga dari Asia turut memberi warna dan dapat menghidupkan setiap karakter.

Layaknya film koboi, The Magnificent Seven didominasi dengan adegan baku tembak dan perkelahian. Kemampuan aktor dalam membangun karakter membuat mereka tampak berkarisma ketika adegan baku tembak dan perkelahian itu terjadi. Ditambah lagi, motivasi awal mereka untuk mendapatkan upah berubah menjadi bantuan tanpa pamrih semakin menegaskan bahwa mereka bukanlah sekadar pembunuh bayaran.

Cerita dinamis

Sosok Chisolm sebagai pemersatu para koboi ini menjadi daya tarik utama The Magnificent Seven. Kebijaksanaan dan kewibawaannya dalam bersikap membuat sosok Chisolm layak untuk dijadikan sebagai pemimpin. Denzel Washington tampaknya mampu memerankan tokoh Chisolm ini dengan sempurna. Sejak pertama kemunculannya, Chisolm telah berhasil menyita perhatian penonton.

Karakter Chisolm yang serius dan tegas diimbangi oleh karakter Faraday yang kocak dan terkesan sembrono. Setiap dialog dan gimmick yang dilontarkan oleh Faraday mampu memecahkan suasana yang tadinya tegang menjadi mencair seketika.

Faraday sepertinya berhasil menginterpretasikan skenario yang dibuat oleh Nic Pizzolatto dan  Richard Wenk ini dengan baik sehingga penonton tak bisa menahan gelak tawa saat menyaksikan aktingnya. Kelucuan karakter Faraday ini didukung pula oleh kepolosan karakter keturunan Meksiko Vasquez yang polos.

The Magnificent Seven menyuguhkan cerita yang cukup dinamis, salah satunya dengan memunculkan adegan-adegan yang menegangkan. Ini membuat penonton penasaran dan setia untuk mengikuti film yang berdurasi lebih dari dua jam ini hingga usai. Selain itu, konflik-konflik kecil yang muncul di antara para koboi ini cukup mampu menggambarkan hubungan antarkarakter.

Jalan cerita yang sederhana dan klasik membuat film ini sangat menarik dan mudah untuk diikuti. Tidak perlu berpikir keras untuk bisa mengerti alur ceritanya. Tampaknya, ini sengaja dilakukan Fuqua agar penonton bisa menikmati visual yang detail dari film ini. Set lokasi dan penataan kostum menjadi faktor yang membuat film ini tampak natural sehingga dapat merepresentasikan suasana kehidupan pada zaman koboi saat itu.

Bagi penyuka film laga aksi, film ini tampaknya menjadi tontonan yang tidak bisa dilewatkan. Meskipun didominasi dengan aksi perkelahian dan tembak-tembakan, sang sutradara Antoine Fuqua mampu membubuhi humor dalam porsi yang pas di antara adegan-adegan sadistis. Dan, lebih dari itu, film ini juga bertutur tentang perjuangan, kepahlawanan, persahabatan, dan keluarga.     rep: Retno Wulandhari, ed: Endah Hapsari

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement