Ahad 06 Jul 2014 12:00 WIB

Puasa dan Solidaritas Sosial

Red: operator

oleh Siti Noordjannah Djohantini -- Ramadhan merupakan bulan istimewa. Karena, pada bulan ini lah setiap Muslim berusaha menempa diri untuk menjadi insan yang terbaik melalui puasa dan amalan Ramadhan lainnya. Sifat insan terbaik tidak lain ialah takwa sebagai mana tujuan utama berpuasa (QS al- Baqarah: 183).

Salah satu amalan Ramadhan yang sungguh baik adalah bersikap pemurah atau dermawan bagi sesama, terutama bagi saudara kita yang sangat memerlukan. Rasulullah adalah seorang yang paling pemurah, lebih-lebih pada Ramadhan (HR Bukhari dan Muslim). Sikap pemurah itu menumbuhkan empati dan rasa mau berbagi.

Setiap Muslim dilatih melalui puasa agar menjadi insan yang mampu merasakan derita sesamanya dan melahirkan sikap ta'awun, yakni semangat saling menolong dan bekerja sama dengan orang lain secara tulus dan baik.Yang kaya harus berbagi de ngan saudaranya yang miskin. Yang berilmu, harus mencerdas kan orang lain.

Ma na kala dia memiliki kekuasaan, harus menyejahterakan orang banyak.Semangat ta'awunatau tolong-mnolong dan saling bekerja sama sen diri merupakan perintah dalam Islam. (Lihat QS al-Mai dah: 2). Ajaran ini sa ngat mulia ka rena setiap Muslim diajar kan untuk ber-ta'awun dengan siapa pun da lam hal-hal yang baik.

Dalam kehidupan, tidak jarang ada yang bekerja sama untuk sesuatu yang buruk dan merugikan orang lain. Karena kepentingan-kepentingan duniawi yang sifatnya sesaat, seba gian orang saling berdusta dan mengembangkan hal-hal yang negatif yang menjatuhkan orang lain.

Sementara, orang juga sering tidak bersikap adil dan baik, tidak toleran, dan melakukan hal-hal yang ber tentangan dengan ajaran agama demi mengejar nafsu dunia. Selain itu, tampak terjadi erosi dalam kehidupan bersama, seper ti egoisme, membantu karena pamrih, hedonis atau memuja kenikmatan dunia, sikap acuh tak acuh, ke pura-puraan, dan lain-lain.

Karena itu, setiap Muslim yang ber puasa akan mampu menjaga diri - nya untuk menyemaikan benih-benih ta\'awununtuk membangun solidari- tas so sial yang bersih dan baik dalam kehi dupan diri, keluarga, masyarakat, bang sa, dan dunia kemanusiaan uni- versal.

Sikap ta\'awunyang serbautama ter sebut harus ditanamkan dan disebar luaskan di seluruh lapisan masyarakat, termasuk di kalangan anak-anak sebagai generasi umat dan bangsa. Sikap bersih dan baik yang diwujudkan dalam kehidupan bersama harus menjadi budaya sehari-hari.

Dengan puasa Ramadhan, sikap ta'awunatau solidaritas sosial yang luhur itu merupakan hasil dari proses transendensi (hablu min Allah) yang membuahkan sifat kemanusiaan yang luhur (hablu min al-nas) yang bersifat serbautama.Dalam Islam, hablu min Allahitu harus tecermin dalam hablu min al-nas,begitu pula sebaliknya (QS Ali Imran: 112). Artinya, setiap Muslim yang melakukannya memang lahir dari panggilan iman dan ketauhidan yang kuat sehingga membentuk soli- daritas sosial yang kuat, jernih, dan serbabaik.

Melalui puasa yang menumbuhkan semangat solidaritas sosial, akan tercipta kehidupan sosial yang religius, bermoral, demokratis, harmoni, kebersamaan, toleransi, dan saling menjunjung tinggi martabat kemanusiaan tanpa diskriminasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement